Baik. Awalnya memang saya sempat berkoar-koar kalau bulan april ini akan menjadi bulan yang penuh buku. Maksudnya, bakal akan ada buku yang lebih banyak terbaca dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Itu adalaha kesimpulan di awaln bulan kala baru beberapa hari saja melepas angka satu pada kalender april, saya sudah menyelesaikan satu buku. Hebat, pikir saya. Apalagi kala menyeksamai kalender lagi, ada tanggal merah berhimpit dengan sabtu. Long weekend. Bakal menjadi akhir pekan yang bertema warna-warni buku pastinya.
Tapi kemudian, menjelang akhir april, ketika menghitung buku yang kelar dibaca, saya sadar koar-koar awal bulan itu ternyata tak menyata. Meski ada sedikit kemajuan dalam hal antusiasme membaca, saya sadar bahwa membaca adalah sebuah pekerjaan yang memerlukan waktu pribadi. Karena prbadi itulah, ironisnya, lebih sering mendapat sisa-sisa. Setelah waktu untuk pekerjaan , setelah waktu untuk sosial, juga mungkin setelah waktu keluarga (tentu saja keluarga yang saya maksud bukan keluarga dalam makna sempit).
Ini mungkin tentang kekurangan tekat. Penyakit lama, meski tak terlalu kronis untuk bulan april ini, masih saja menyerang. Ketiduran di sofa sambil memeluk buku, masih terjadi. Sebenarnya menyesal juga kala terjaga dari tidur itu. Memandang buku yang kadang kala terjatuh ke lantai. Tentang waktu membaca yang tak termanfaatkan. Tapi apa daya? Mungkin karena menjadi waktu sisa tadilah, hanya lelah yang ada. Menjadi cepat sekali mengantuk (untuk kemudian tertidur) kala buku yang diba lebih banyak mengambil porsi pikiran, bukan hati.
Dan libur tiga hari yang kusebut di depan, berantakan. Tak ada libur. Meski tak harus masuk penuh, tetap saja merusak semuanya. Merusak skenario-skenario. Dan tentu saja merusak acara pesta buku tadi.
Lalu, dari semua itu, ini lah yang kemudian selesai terbaca.
1.Surat Kecil Untuk Tuhan: Sebuah novel bersumber dari kisah nyata. Jika saja digarap dengan lebih baik, dengan diksi yang oke, dengan gaya penceritaan yang mengalir lembut, novel ini boleh jadi bakal semengharu-biru ‘Seliter Air Mata’nya dorama Jepang itu.
2.Bete After Merit: Jika ingin membaca persoalan pernikahan seringan membaca novel, baca lah buku ini. Sebab Tasaro lah penulisnya. Kau pasti sudah mengenal sosok penulis ini sebagai penulis yang kaya akan diksi yang ebak dibaca.
3.Selimut Debu: wah, saya suka sekali buku traveling yang tak biasa ini. Tidak, Agustinus Wibowo tak mengajari saya tentang tips praktis berpetualang, atau tentang bagaimana cara menjangkau sebuah tempat, apalagi memberi informasi tentang berapa anggaran yang diperlukan. Tapi ia, dengan gaya penuturannya yang begitu enak dibaca, mengajak pikiran saya berpetualang bersama petualangan raganya. Menelusuri lekuk-lekuk afghanistan, ke sudut-sudut terpencil, ke desa-desa asing, yang membuat saya berseru dalam hati ‘gila, nih, orang’. Agustinus berhasil membidik dengan tepat kesadaran saya. Ia tak memberi panduan praktis, tapi ia membangunkan jiwa petualang saya yang mungkin amat-amat tumpul. Lepas membaca buku ini, entah mengapa saya jadi ingin pergi ke tempat-tempat jauh. Tak penting kemana, yang penting tempat-tempat yang baru, melihat dunia baru.
4.Ayahku (Bukan) Pembohong: buku kesekian Tere Liye yang saya baca. Sangat khas, meski kali ini diterbitkan Gramedia. Buku ini menjadi pas kala bahasan tentang bapak begitu terngiang-ngiang dalam pikiran saya akhir-akhir ini.
5.Waarisan Sang Murabbi: Akhirnya selesai juga buku ini, kawan! Perlu pelan-pelan memang membaca pemikiran Ustad Rahmat ini. Dimamah pelan-pelan, direnungi, dicermati, sampai pada keputusan untuk menelannya. “seonggok kemanusiaan terkapar. Siapa yang mengaku bertanggung jawab? Tak satupun. Bila semua pihak menghindar, biarlah saya menanggungnya, semua atau sebagiannya. Saya harus mengambil alih tanggung jawab dengan kesedihan yang sungguh, seperti saya menangisinya saat pertama kalimenginjakkan kaki di mata air peradaban modern, beberapa waktu silam’
Yup, lima saja memang. Masih tak beranjak dari prestasi bulan lalu.
Untuk bulan depan, semoga tiga buku ini sudah terlaporkan berstatus terbaca. Sebab tiga buku ini lah yang sedang saya baca:
1.Sketsa- Ari Nur Utami (tentang Arsitektur, euy!—membuat saya berpikir, membuat novel tentang pabrik kayake oke)
2.Ramadhan di Musim Gugur (harusnya pas Ramadhan, ya, bacanya?)
3.Catatan Muslimah Belanda
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
31 comments:
Aduh, jadi teringat lebih dari 10 buku yang masih tersampul plastik dan belum tersentuh. Saya pun kebiasaan, belum kelar buku yang satu udah lanjut buku yang lain. Terimakasih sudah mengingatkan :D
hoa pengen yg selimut debu sama novel terbaru bang tere.. (jd ingetnasehat bang tere ttg ketidakdisiplinan sayah :( dlm buat novel)
@fathia...sekarang bukunya sudah berapa fath? kalau g salah ingat, menjelang SMA dulu sudah ada 400an buku
@nia...buku kedua pasca selimut debu juga sudah terbit. Menembus Batas. Iya, menulis adalah tentang kedisiplinan.. Duh!
:)
terimakasih untuk dua karekternya.. :)
Buat resensi ttg Sketsa dong, mas :9
belum selesai, rifi.. Itu masih dibaca. Meski semalem ngelembur mbaca sampai jam 12..
hari ini banyak kegiatan.. Tapi sdh dapat 300an halaman
kayaknya bulan ini juga dikit buku yg aku bc, bukan males. Tp stok udh hbs hehe
beli! beli! he he
Nunggu gajian hew hew
ho ho.. Nggak ikut2 deh kalau begitu :)
Iya...maksudnya kan klo udh selesai bacanya, mas :)
oke.. semoga saja bisa.. saya jarang sekali sepertinya membuat review buku...
sketsanya belum ya
sdh 3/4 terbaca, ber..
sdh beli? :)
Waah, Bal-Bal kereen
alhamdulillah, belum :)
Apanya ini yg keren?:)
sketsa udah bacaaa :)
terima kasih, bisa jadi buat referensi buku yg akan dibaca nih
kalau mau tidur nyenyak, bacalah buku ... he he he ...
hohoho. Cuma 5 yaa? *senyumkemenangan*
ini jurnal belum diedit2 lagi yaa om? Judulnya aja beda dari bulan2 sebelumnya :D
ramadhan kurang dari 3 bulan lagi. Membaca buku tentangnya kalo bisa memang pas Ramadhan berlangsung. Banyakin baca quran aja..
beli, beli! :)
sama-sama..
kalau ingin lebih banyak, cari di goodreads.com
kalau mw tidur cepat, baca textbook..:)
siapa memang yg menang? :)
belum! belum diedit.... Judulnya beda? kok aku nggak nyadar?
itu buku cerita orang2 tentang lebaran banyake... Ada yg di luar negeri.. Yang lebih aku suka
Belum ngitung lagi, yang pasti ini rumah udah gamuat kayaknya menampung para buku :D
aku yg menang :D
harusnya bookaholic bukan?
@fathia.. Wah wah! Perlu perpus besar2 kayake..
@akuai.. O oh! G nyadar saya. Menang? Haruse yg dilihat it produktivitas waktu, rasio antara waktu yg tersdia dg bk yg terbc :p (ngeles, sok tw ksibukan orang , nih)
bookahloc artinya apa?
Jadi, no 2 dan 4 bagus, ya?
Selimut Debu saya masih bertengger di rak buku. Untunglah tak berdebu karena masih berselimutkan plastik :D
Salah tulis it, mb fe. Males ngedit :)
mm.. Sepertinya bintang tiga. Biasany sih sy ngasih minimal bintang 4 untk buku tere ly.
Sgera dbca, mb, selimut debunya.. Awalnya berat, sih. Tp lama kelamaan kian tersedot
Post a Comment