tak kau lihatkah pohon jambu menggeliat kepanasan?
menahan dosa
air matanya kerontang
surut mengiring kata mengiba
mengharap kelapangan dada
menahan dosa
air matanya kerontang
surut mengiring kata mengiba
mengharap kelapangan dada
..........................
Puisi itu--kalau kalian mau menyebutnya dengan puisi, aku tuliskan di masa abu-abu. Kelas satu SMA tepatnya. Ya, satu SMA. Masa labil mungkin. Orang desa yang kagok melihat kota.
Tapi, lihatlah! Hai, aku bahkan masih menghafalnya hingga kini. Masih mengingat tiap pilihan katanya. Meski nggak banget untuk dibaca dalam kacamata dan pemikiran sekarang. Tapi tetap saja...aku terus menyimpannya dalam memori. Mengulanginya di banyak kesempatan. Meski tak terlafalkan.
Dan untuk malam ini, aku menyalinnya di sini. Untuk sebuah kata yang melegakan--bagai blower yang menghembusi pengapnya kegelapan vessel. Untuk empat huruf yang melapangkan ---laksana sulfamic acid yang menggerus scale penyumbat tube-tube heat exchanger. Untuk sebuah ungkapan, yang seberat apapun itu, mesti terlisankan --kau tahu, jika dalam sebuah persimpangan, pilihlah yang terberat untuk dipilih, itulah insyaAllah yang berisi kebaikan.
:maaf
maka semoga, setelah ini, menjadi urusanku dan Tuhanku.
Tapi, lihatlah! Hai, aku bahkan masih menghafalnya hingga kini. Masih mengingat tiap pilihan katanya. Meski nggak banget untuk dibaca dalam kacamata dan pemikiran sekarang. Tapi tetap saja...aku terus menyimpannya dalam memori. Mengulanginya di banyak kesempatan. Meski tak terlafalkan.
Dan untuk malam ini, aku menyalinnya di sini. Untuk sebuah kata yang melegakan--bagai blower yang menghembusi pengapnya kegelapan vessel. Untuk empat huruf yang melapangkan ---laksana sulfamic acid yang menggerus scale penyumbat tube-tube heat exchanger. Untuk sebuah ungkapan, yang seberat apapun itu, mesti terlisankan --kau tahu, jika dalam sebuah persimpangan, pilihlah yang terberat untuk dipilih, itulah insyaAllah yang berisi kebaikan.
:maaf
maka semoga, setelah ini, menjadi urusanku dan Tuhanku.
sudut menteng
sumber foto di sini
29 comments:
harusnya aku menulis tentang qn tadi
ah!
Kls 1 SMA, tapi sudah seperti pujangga. Hebat :)
SMA, kangen deh..
sukka nih :D asik
SMA blm nulis-nulis kayak blog gini memang mbak.....
ada beberapa puisi yg nggak banget saat dibaca lagi...haha
kangen siapa? :)
ngerti ya?? bisa membayangkan :p
hehehe... apik kok...
opone seng apik? :)
puisinelah... :D
ooh
jaman sma seneng benar sama puisi.. jauh sblm rangga mempopulerkannya lewat AADC :p
jiahhh... hahaha... baiklah... daku percaya... :D
sukaaa, sukasukisuku :D
apaan sih?
terima kasih-e endi?
lha terus sing tentang qn iku durung?
tekkim biyangetttttt
masak laksana semen yg memperkokoh betonbeton? :)
kuwi sipil banget..hahahaha
eh, bener kan dirimu sipil?
sanes.. hihihi
bener ah! hehe.. sotoy
dudu... tenannnnnn....
ra ngapusi
la teknik opo terus? janganjangan teknik nuklir
wahahaha.. pernah kuliah ning teklek..
tapi ra rampung
teklek iku elektro kah? hoho
ho'oh..haha
Kayak pohon di LOTR...hehe
memang bagaimana pohonnya? blm pernah nonton
Post a Comment