Rating: | |
Category: | Books |
Genre: | Nonfiction |
Author: | Tasaro |
Buku ini tipis, hanya 130 halaman saja. Ditambah gaya penulisannya yang renyah, gurih, dan mengalir, maka tak akan butuh waktu yang lama untuk segera menghabiskannya. Bahkan dengan sekali duduk. Tapi tentu saja, hikmah yang terangkum di dalamnya tak setipis halamannya. Hal-hal sederhana yang terlihat kecil ternyata mengandung banyak hikmah kala dituliskan secara jujur. Sebuah penegasan tentang betapa penting dan seriusnya kegiatan menulis ini. Bahkan untuk hal-hal yang terlihat sederhana dan teramat sehari-hari.
Dua puluh kisah dalam buku ini dimulai dengan judul ‘Pondok Mertua Indah Sekali’. Sebuah judul yang sudah jelas mencerminkan isinya. Sebuah kenyataan saat sang pengantin baru masih harus numpang di rumah mertua. Kata mertua, sudah menunjukkan kalau untuk sementara pengantin baru harus tinggal di rumah orang tua si istri. Bukan hanya karena saat itu si suami kerja di Bandung, sedangkan si istri masih harus bekerja lah yang membuat mereka memutuskan itu. Tapi, juga karena faktor ketiadaan dana untuk bisa memiliki petak sendiri dengan hanya mereka saja yang berada dalam naungannya. Dan ini lah perjuangannya. Perjuangan harus tinggal terpisah dan hanya menghabiskan akhir pekan saja bersama. Perjuangan, yang akan lebih banyak mengisi ruangan dalam buku ini.
Tasaro terlihat begitu jujur dalam menuliskan ini. Terlihat apa adanya, dan tak ditutupi. Itulah yang kemudian membuat kisah-kisah dalam buku ini terasa membumi. Terasa begitu dekat dengan kehidupan orang kebanyakan. Ada cerita tentang bagaimana ia mulai berburu rumah untuk ditinggali mereka berdua—mahalnya harga rumah, ada cerita tentang gorden yang aneh –inilah laki-laki yang tak memperhatikan hal-hal detail, ada cerita tentang oseng-oseng daun pepaya –saat suami punya makanan kesukaan yang tak juga disediakan istri, ada cerita tentang pakaian—saat si suami ingin istri berhijab sempurna tapi suami masih suka pakaian gaul, ada juga cerita tentang bagaimanakah seorang suami itu saat ditinggal sendiri di rumah.
Buku ini tentu saja lumyan penting. Penting untuk dibaca sebagai penyegar romantisme pernikahan, penting bagi seorang yang segera menuju pernikahan—tentang bagaimanakah pernak-pernik pernikahan itu. Ada senyum simpul membaca keluguan khas pengantin baru, ada semangat yang ditimbulkan, ada pencerahan, juga tentu saja ada haru yang tiba-tiba datang menyeruak secara amat lancang. Semuanya itu, bisa muncul dari sebuah rangkuman perjuangan yang tersaji apik dalam buku ini. Melalui buku inilah kita dapat melihat bagaimana perjuangan seorang Tasaro sebelum menjadi penulis mapan dengan karya-karya besarnya, yang seperti bisa kita saksikan kini.
Terakhir, ada petikan dialog tentang oseng-oseng daun pepaya yang cukup menarik perhatian dalam buku ini:
“Daun pepaya kan pahit, Kang?”
“Iya...tapi, Akang suka”
“Yang lain saja atuh”
“Lho, katanya akang suruh milih”
“Iya, tapi jangan daun pepaya”
“Ya sudah, kalau begitu apa saja boleh”
“Akang mah gitu. Jangan apa saja atuh. Saya kan jadi bingung”
“kalau begitu...”
“Oseng-oseng daun pepaya?! Nggak ah, apa saja, tapi jangan itu”
“Apa saja lah, terserah neng.”
“Akang mah”
“Ya, kalau disuruh milih, akang pingin daun pepaya..titik.”
“Nggak mau”
“Ya sudah..”
“Kang...”
“Daun pepaya!”
“Lainnya!”
“nggak ada yang lain”
Sampai sekarang, penasaran juga kenapa si istri tak mau memasakkan masakan istimewa bagi suami ini..
Buku ini tentu saja layak diapresiasi.
34 comments:
Layak, layak banget :).
kenapa ya? ikutan mikir...
juga ada keinginan utk menyegerakannn... Aamiin.....
:D
Wah, kayaknya bagus dan cocok buat kado pengantin baru yak.
Wah, kayaknya bagus dan cocok buat kado pengantin baru yak.
kaya kata mba ai
@niwanda...he he.. mbacanya pas awalawal terbitkah?
@danti..yg oseng" it? iya, gtw. G dijawab juga di kisah itu.
menyegerakan? hehe. Pertanyaan yg sdh sering terlontarkan dan tersindirkan :)
@atik..kalo dijadikan satu paket dg misal catatan pernikahannya htr mungkin bs. Bukune tipis soale. Mw dikado ini kah? hehe. Tp sdh susah carinya
@hay..sama?krupuk soale
aku kan gak nanya :D
bsok aku mau dikado itu, bekas gpp... :p
Boleeeh.. :P sepaket ma buku yg lain jg gpp. *kidding ^^
aku juga g menganggap dirimu nanya..
kado?memang siapa yg bakal ngasih? :p
eh,aku dapatnya bekas juga lo! masak kubekaskan lagi
@atik...beneran juga gpp.. hoho. Kyak pasti datang saja.
sy kasih ide: dituliskan gini sj. Menerima kado buku selain ini.... soale yg it sdh punya. Haha
aq g pernah dikasih kado!
huhuhu...
mana janjimu yang kau ucapkan dulu??? ^__^
ohhh la ada kata "pertanyaan"nya c...
ya gpp, yg penting kan masih bs diserap isinya... hoho :D
@chif..antum nikah dulu. Ntar tak kasih kado :)
@danti..nah otu di grebek buku kan bs dcari? bisabisa sepuluh rb saja
20-11-2011.....tanggal cantik bukan?
dah slese kali grebek bukunaaa.... katanya dah gak terbit? hhaaa.... yasudahlah... :D
eeh, kok kayak reviewku sih? Cuma ini lebih panjang aja *ngaku2*
ada lagi yg menarik. Saat tasaro berhati2 dgn baju yg dipakainya, krn mengingat jasa istri yg udah mencuci n setrika. Wow, itu 'balas jasa' yg indah.
Oya, di buku Di Serambi Mekah, tokohnya jg suka oseng2 daun pepaya buatan ibunya. Mungkin terinspirasi dr si penulis, ya tasaro itu. Kalo begitu, mungkin alasan knapa sang istri ga mau bikin menu itu krn faktor ibu mertuanya: entah cemburu atau khawatir resepnya dibanding2kan.
@masah chifah: tanggal tua tuh, haha!
Yasud, tar dilist di goodreads mana2 yg pgn di-punya-in.. :D
Btw nt list jg mana2 yg pgn dipunya, jd pas Om Iqbal nikah, ane bs kadoin jg hoho.
Om Chif tgl segitu tah? Otree, jgn lupa tar ngundang2 tetangga kampus y :D
Msh available ndak d bookstrore?
Msh available ndak d bookstrore?
@chifrul...wah, itu mah kelamaan targetnya. Ntar melesetmelesetnya malah tahun depan lagi :p.. Yg 'itu' di followupi lah! :p :P
@danti..kayake sdh g terbit. Lagian syamil sudah ganti nama. Buku ini memang nggak seterkenal diary pengantin yg ke-satu. Eh, cari bukfer jkt biasanya ad
@Ai...diaku-aku nggak papa kok,ay! Nggak tak pajeki kok... :).. Tasaro memang keren ya menuliskan sesuatu. Jarang2 juga catatan gini ditulis oleh laki-laki (kayake yg nulis ini mudah2an menyusul..hehe). Serambi mekah belum dibaca... tunggu giliran
@atik..hadiah spesial itu kalo ditulis oleh yg memberi kado..hehe
@hannekeadinda...kayake sdh sulit nyari.. Nyari di bukfer saja
haha...pengen baca yg ini jugaaaa.....
ini buku kedua, ya? buku pertama apa?
@fatur..coba saja dicari. Semoga masih ada
@topenkeren...maksud saya diari pengantin #1. Yg izzatul jaƱah dan robiah aladawiyah
Yg diary pengantin aq pernah baca! Tapi... Karena aq bacanya waktu masih kecil *semester 4 red* akhirnya aq kadoin deh itu buku ke temenku Marinda (kyknya Om Chif kenal ma nama ini) yg waktu ntu lg suka baca all bout nikah.
Diari Pengantin bagus bgt jg, recomended bwt tmn2 yg mau atau baru saja nikah.
Aq nyari2 d toko buku dah g nemu lg.. :(, dah jd buku langka..
aq nyarinyari di tobuk jg memang g ada. Ubekubek di internet jg g ada. Dan ndilalah, tibatiba ada kontak mp yg njual bekas buku itu, sekalian yg tasaro ini.
Coba cek di sini http://www.palasarionline.com/detail.php?kode=SYA0332.
palasari itu masih aktif g, mb?
kayake sy pernah nyoba on line disitu g ada tanggapan
Memang cukup lama dibalasnya, aku waktu itu juga sempet hampir sebulanan nggak ada tanggapan sampai bingung ini udah tutup apa gimana sih ya, tapi ternyata akhirnya dibalas juga, dan buku yang dipesan alhamdulillah sampai dengan selamat.
oo..begitu ya? saya pesan sebuah buku berbulanbulan yang lampau blm dibalas...untungnya sdh dapat itu buku
Post a Comment