Monday, March 5, 2012

(diari pengantin): aku simak bacaaannya ya?

“Sudah jauh lebih baik bila dibandingkan dengan waktu pertemuan di rumah Bu Ucu”

Pada akhirnya, kalimat itulah yang keluar. Di hari kedua sejak akad itu diikrarkan, sekitar 27 jam dari saat seorang anak muda menjabat erat tangan seorang bapak di depannya. Di kamar pengantin yang didominasi warna putih, dengan hiasan yang belum juga dilepas. Kalian tahu, dengan desain ruangan yang serba tertutup, dengan AC yang sengaja tak dinyalakan, udara panas tentu saja dengan mudahnya membekap badan. Maka apabila kemudian seorang perempuan, dengan matanya yang ia harapkan terus kejora, ba’da dhuhur itu, meminta ijin untuk menyimak bacaan Al-Qurannya tepat ketika ia hendak duduk setelah mengambil mushaf, berlipat-lipatlah jadinya rasa gerah itu. Tapi, ia tahu, di sini lah letak keromantisan itu.

Ini memang yang pertama. Pertama kalinya sejak tak ada halangan lagi untuk bisa saling menyimak bacaan dengan jarak yang dekat dan rapat. Sebelumnya memang pernah, sekali, ketika perempuan itu memintanya untuk membacakan beberapa ayat Al-Quran. Dulu! Dulu, yang perempuan itu sebut dengan ‘pertemuan di rumah Bu Ucu’. Orang-orang lain, seringkali menyebut pertemuan itu sebagai taaruf.

Bahwa pernikahan adalah sebuah kemengenalan terus menerus, bahwa institusi pernikahan tak lain adalah sekolah tempat belajar-mengajar mesti terus ada dan berkelanjutan, ia tahu betul akan hal itu. Tapi merasainya langsung, memraktekkannya sendiri, mengejawantahkan apa-apa yang dulu sering kali hanya bisa ia baca lewat buku-buku pernikahan, adalah petualangan yang degup halus menyenangkannya ternyata melebihhi degup groginya. Menyimak perempuannya itu menyela dan membenarkan bacaannya, tak lain layaknya mendengar perempuan itu berkata ‘mari kita terus bertumbuh, aku ingin kau menjadi lebih baik selalu’. Maka harusnya, inilah sekolah paling menyenangkan itu. Dengan kurikulum dirancang sendiri, dengan waktu belajar tiap waktu. Tak ada guru tak ada murid, semuanya guru semuanya murid.

Begitulah, siang itu, keringat memang melelehi badan. Cuaca memang sedang panas-panasnya, bontang tak lagi diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir—tak biasanya. Tapi tak ada alasan untuk mengeluh, sama sekali tak ada. Lihatlah, ada yang lebih menyenangkan untuk disyukuri. Perempuan itu masih duduk di sampingnya. Dengan kerling mata yang ia harap terus mengilhami. Dengan bibirr yang semoga tetap basah oleh kalimat-kalimat baik.

“Sudah jauh lebih baik bila dibandingkan dengan waktu pertemuan di rumah Bu Ucu”

“oh, ya? Berarti waktu itu jelek donk?” (Dalam hati: “padahal kata murobbiyah anti bagus”)

“he’e…panjang pendeknya banyak yang nggak pas”

“Tapi kenapa diterima?”

Perempuan itu tersenyum, bersiap meluncurkan jawaban.


54 comments:

antung apriana said...

Waa keren :)

rifi zahra said...

aheeem... *numpanglewat*

fauziyyah arimi said...

kiyaaaaaa
>.< so swit,

Moes . said...

Ah, kau bung..
bikin iri aku saja hahaha

iqbal latif said...

oi, banyak cerita yg ingin ditulis :)
--harusnya dipublish di web pribadi--

Yudith Fefabiola said...

pak lathief baru menikah?
barakallah..:)

HayaNajma SPS said...

wahh, keren ya istrinya :D

Mifta P Rachman said...

Kyaaaa... Mas Iqbal...Barakallahulaka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khoir. Ihirrrrrr... ahey ! ^_____^v

rinda erinda said...

yah, kok brenti ceritanya.. Lanjuut, lanjuut.. :D

Diah Pitaloka said...

Biasa dah, penganten baru, haha

tintin syamsuddin said...

oohh penganten baru.. semoga samarah ya..

Andiah Zahroh said...

Selamat yaaa :))

desti . said...

uhuk.. mbaknya tau nggak klo diceritain di sini pak? :D

ceritanya kayak ending film2 jepang..

Prita Kusumaningsih said...

yang penganten lama jangan mau kalah dong dengan penganten baru ini ^_^

Diah Pitaloka said...

Eh jawaban perempuan itu.. "karna terpaksa, ntar kamu nangis kalo ga diterima" hahahah

*kaburrrrr*

Evi Oktaviani said...

Jawabannya mana...
Hehehehe...

So sweet banget dah...

Sukma Danti said...

Ahihi unyu2w.. :D
Jd pengen cpet2 nikah niw.. :p

Katerina * said...

so sweet....

al fajr "fajar" said...

ekekek..
nah weee.. diteter karo cah DS.. qiqiqi
secaraaaa ning DS tahsin ki dadi prioritas..

al fajr "fajar" said...

*aku juga kerep minder ro arek2 DS.. huaaa.. po eneh nek dijak muroja'ah... jleeeeeeb... ahaha

akuAi Semangka said...

Aih.. Lanjut gan! Bisa jadi buku diary pengantin jilid 3 neh ^^b

iqbal latif said...

gimana kabar tahsin tahfidznya?

iqbal latif said...

monggo....

iqbal latif said...

siapa itu kiya?

iqbal latif said...

haha..
ayo..ayo..!

iqbal latif said...

iya, alhamdulillah

amin...terimakasih, mb feb

iqbal latif said...

suaminya juga keren :)

iqbal latif said...

lanjut kemana, nih? :)

iqbal latif said...

apanya di? diah juga pengantin baru...baru beberapa tahun

iqbal latif said...

amin :)

iqbal latif said...

iya..terimakasih

iqbal latif said...

"aku mbacanya setelah selesai saja"

"Mau nulis dulu? tak tinggal tidur dulu ya?"



kenapa bisa kayak film jepang?

al fajr "fajar" said...

*ngikik...

lucuuuu..

iqbal latif said...

hehe..iya...

mesti tetep...

iqbal latif said...

kok diah tahu, sih? :p

iqbal latif said...

sayang tetangga samping nggak tahu momen2 ini :p

iqbal latif said...

aha! ayo, dant? wes lulus, kan?

iqbal latif said...

haha...ngerti ae fajar iki :p

iqbal latif said...

lek ngikik ojo dibuka omboh2 :p

iqbal latif said...

hoho....sayangnya waktu menulis makin berkurang banyak :)

Diah Pitaloka said...

Diah belum setahun nikah loh.. :p

desti . said...

ihii ihii...

film hantu jepang lebih tepatnya
iya tinggal "gong" trus video burem... :D

iqbal latif said...

tapi kok sudah mak-mak banget gitu? :p
:D

iqbal latif said...

yaya...saya ngerti maksude...


kapan nih pulkamp?

Diah Pitaloka said...

Kaga' sopan :p..

Tampang keibuan, its okelah.. Lagian dah jadi ibu ini, hihi..

desti . said...

rutinnya lebaran insya Allah
belum ada rencana lebih cepat atau lambat pak. :D

*bayangin pak iqbal+istri, mbak lani+suami, kopadaran dg saya+adek :))

samsiah iah said...

uhuy! :)
gak ada murid gak ada guru?
ah, mas aja kali yg gak mau jadi murid... *ngikik*

iqbal latif said...

sudah jadi ibu kok masih kekanakan? :p

*gantiolokan

iqbal latif said...

nggak usah dibayangin, tapi dilakukan...hehe


#lebaran ntar ke pasuruan nggak, ya?

iqbal latif said...

tak ada murid tak ada guru, semua murid semua guru

Diah Pitaloka said...

Biar awet muda, daripada awet tua *nunjuk yang punya MP*

desti . said...

okee okee....
mohon doanya pak :)

Ar Rifa'ah said...

aih aih.. diari pengantinnya dilanjutin terus pak, ntar dibikin buku deh.. saya pembeli pertama yaah..

umi kulsum said...

Hayyo, diary awal tentang tahsin. Sepuluh tahun lagi sudah hafidz...Aamiin.