Saturday, February 7, 2009

Gini ini Politik....

Suatu ketika, saat pulang kampong, yang entah sudah berapa bulan lewat, saya lumayan terkejut mendapati sebuah baliho caleg berdiri anggun di perempatan kampung saya. Ukurannya sih memang nggak terlalu besar, tapi cukup mengagetkan saja mengingat kampung saya adalah kampung kecil dengan penduduk jarang yang bahkan untuk pemilihan kepala desa saja tidak terlalu banyak di perhitungkan oleh para calon yang ada. Jalannya pun nggak terlalu ramai, paling-paling motor  yang lewat, dan itupun seringnya dari penduduk sekitaran saja. Sebagai gambaran , kampung saya lokasinya berada di pinggiran Pasuruan, berada di kecamatan yang tak terlalu terdengar. Kalah jauh dengan kecamatan-kecamatan yang sudah cukup terkenal macam Bangil dan Pandaan. Untuk menjangkau kampong saya pun, itu harus masuk sebuah jalan kampung sejauh sekitar 800 meter. Nggak ada ojek, apalagi angdes, maka jalan kaki lah alternatif satu-satunya. Dulu sih sempat diaspal dengan kualitas ala kadarnya, jadi sempat juga menikmati kenyamanan saat transportasi menjadi lancar. Tapi sekarang, di beberapa titik sudah penuh lubang menganga, dan yang tersisa hanyalah tatanan batu lumayan runcing yang mencuat di sana sini. Perlu ekstra berhati-hati saat melintasinya. Bila musim hujan seperti sekarang ini, maka akan sukses membentuk kubangan kecil penuh air keruh. Yang pasti,  kalo masih memungkinkan ada jalan alternatif, maka dihindarilah jalan menuju kampung saya ini.

Calegnya sih, memang dari putera daerah. Atau puteri daerah tepatnya. Bahkan dari kampung sebelah. Masih muda, karena pas SD dulu persis satu tingkat di atas saya. Si caleg ini, anak seorang yang boleh dibilang –maksudnya orang-orang kampong bilang-- ustad. Bapaknya sering menjadi khotib sholat jum’at di kampung saya. Dengar-dengar sih, dulu bapak si caleg ini, pernah menang lomba qiroah di TVRI surabaya. Sedangkan pengusung caleg ini, memang dari partai yang lumayan besar di daerah saya. Di DPRD II saja mayoritas, bahkan untuk dapil di wilayah saya yang meliputi 4 kecamatan, pada tahun 2004 kemarin, sukses menyapu bersih empat kursi yang diperebutkan. Bagi pengamat politik, pasti sudah tahu partai yang saya maksud, partai yang menguasai daerah tapal kuda.

Dengar-dengar juga, bapak si caleg ini sudah menyiapkan berkian-kian juta. Entahlah untuk apa. Kalau sekedar pasang baliho begitu sih nggak sampai berkian-kian juta. Apalagi hanya meliputi empat kecamatan. Tapi marilah kita berbaik sangka.
Tapi kemudian, di kepulangan selanjutnya, saya kaget ketika tak lagi saya jumpai baliho caleg tadi. Mungkin terdera hujan deras yang memang beberapa waktu melanda desa. Roboh dan tak ada yang mau memasangnya lagi. Tapi bukan itu inti kekagetan saya. Ternyata, di tempat yang sama dimana baliho caleg tadi terpasang, kini sudah berdiri dua baliho caleg lain yang berukuran lebih besar. Tapi dari partai yang sama. Yang satunya caleg DPR pusat, yang satunya DPRD II. Wah..wah..saya geleng kepala saja. Niat amat yang DPR pusat itu. Bayangkan, ada berapa kampung yang meliputi dapil ini, Pasuruan dan Probolinggo. Jika tiap kampung dikasih baliho sebesar itu, berapa yang ia keluarkan untuk biaya membuat baliho saja. Belum yang memasangnya.

Dua orang caleg itu sih, saya sama-sama nggak kenal. Dan entah dari daerah mana asalnya saya juga tak terlalu peduli. Tapi partai pengusungnya, saya pasti kenal. La wong yang paling gencar beriklan di televise. Durasinya lama lagi. Bahkan di baliho yang caleg DPR pusat, si caleg terlihat bersalaman dengan capres dari partai tersebut. Inilah mungkin senjata andalan si caleg untuk merayu orang-orang kampong yang melihat balihonya.
Kemudian, selidik and selidik, ternyata yang memasang kedua baliho tersebut adalah tetangga saya. Bahkan hanya berjarak satu rumah. Orangnya sih memang terkenal pandai menangkap peluang. Gaya berbicaranya pun amat mempesona untuk bisa meyakinkan orang yang diajak bicara. Tentunya dia sudah mendapat uang saku yang cukup layak untuk memasang baliho tersebut. Maka saat itu, bisa dikatakan kalau tetangga saya itu menjadi tim sukses caleg tersebut.

Tapi cerita kakak sayalah yang membuat saya kemudian tersenyum. Ternyata, baliho caleg pertama itu, yang sudah nggak terpasang lagi, juga dipasang oleh tetangga saya ini. Tentunya ia juga mendapatkan uang saku untuk kerjanya itu. Bahkan tak hanya sebagai tukang pasang, ia juga sebagai tim sukses caleg tersebut. He he, ini baru hebat, tim sukses dua calon yang berbeda.

Dan cerita kakak saya berlanjut. Ternyata, kabar menduanya si tetangga saya ini, sampai juga di telinga bapak si caleg pertama. Maka didatangilah tetangga saya itu. Bermaksud meminta klarifikasi. Beginilah mungkin dialognya:

(tetangga saya biasa dipanggil mbah ri, sedangkan bapak si caleg biasa dipanggil abah)
“Mbah, ente ini gimana seh? la wong sudah jadi tim sukses anakku kok masih jadi tim sukses yang lain?”
“Ente ini gimana seh bah. Gini ini politik. Politik!”

Wkwkwkw.....ingin tertawa saja mendengar cerita itu. Memang masalah mbulet-mbuletan, berkelit, serta akal-akalan, tetangga saya ini memang jagonya. Sudah teramat panjang riwayatnya. Sudah menjadi rahasia umum. Riwayatnya sudah membentang sejak saya masih SD hingga sekarang lulus TK (lho?....he he..maksude teknik kimia). Jadi kalau masalah mbulet-mbuletan tentang tim sukses ini, sepertinya bukanlah perkara sulit baginya.

Ah, politik. Bahkan tetangga saya itu menganggapnya sebagai kegiatan mbulet membulet, tipu menipu, serta hal sejenisnya. Butuh banyak penjelasan memang. Semoga masyarakat segera tercerahkan.



8 comments:

akuAi Semangka said...

argumen mas iqbal juga sebuah suguhan politik ^____^

iqbal latif said...

gitu ya?? padahal sy g menyuguhkan apa2 lo..air putih aja kagak

akuAi Semangka said...

Hehe.. Tapi berasa meneguknya!

AKP Yudi Randa said...

huaaaaaaaaaooomm jadi ngantuk bal..:D

ladies me said...

ininihhhhh akibatnya kalau nggak setia...heuheuheu....

iqbal latif said...

ya tidur aja..asal g ngorok tapi..
*udah bangun belum ini pagi?

iqbal latif said...

Lho??? kayaknya ada apa2 ini...

ladies me said...

ada apa ya????*lhohhh kok saya jadi nanya balik..hehe*