Sunday, February 8, 2009

PR : lima kegokilan diri

Dapat PR dari mbak anis. Hmmm... sebenarnya sih saya paling malas kalau dapet PR dari blog seperti ini, tapi berhubung pas jaman sekolah saya tergolong rajin mengerjakan PR (*he he) maka mau tak mau saya kerjakanlah PR itu. PR-nya tentang lima kegokilan saya. Sekali lagi : lima kegokilan. Sempat mikir juga sih apa yang mesti ditulis. Bayangkan, kegokilan! Perasaan saya belum pernah deh memakai kosakata itu dalam perbincangan apalagi tulis menulis. Jadi kurang mengerti benar artinya. Nggak gaul banget deh saya. Apalagi kosakata itu kayake nggak tercantum dalam KBBI, dicek di kamus untuk mencari padanan katanya dalam bahasa inggrisnya pun nggak ketemu.

Baik..baik... sebisa dan sesuka saya saja kalau begitu. Berikut lima kegokilan yang pernah saya lakukan. Tentunya ini sudah melalui sensor manakah yang layak untuk ditampilkan ke khalayak. Nomor tidak menunjukkan tingkat kegokilan.

1. Pas jaman SMA dulu, kalau nggak salah pas kelas satu SMA, dan lebih pasnya lagi pas pelajaran PPKN, saya pernah disuruh maju ke depan untuk menjelaskan sebuah materi oleh guru saya. (sebenarnya ini giliran, dan waktu itu jatah saya ditunjuk). Jatah saya waktu itu menjelaskan sebuah pasal di UUD, entah pasal apa tepatnya, lupa. Pokoknya isinya tuh menyatakan  “yang menguasai hidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Singkat cerita maka majulah saya ke depan. Tanpa membawa buku. Mencoba mengingat apa-apa yang sudah saya pelajari sebelumnya. (note:sebelumnya memang diberi kesempatan untuk mempelajari...siapa saja berpeluang untuk kena tunjuk. Kebetulan saja waktu itu nama saya yang keluar). Dan apa yang terjadi saudara-saudara? Saya bisa menyelesaikan misi menjelaskan itu dengan sedikit memuaskan. He he. Tak terlalu banyak yang bertentangan dengan yang ada di buku (*dasar emang nggak kreatuf...disuruh menerangkan malah menyalin ulang di buku). Tapi itu belum selesai. Tibalah saat diskusi. Temen-teman sekelas dipersilahkan bertanya sepuas hati mereka. Dan saya dengan penuh keiklasan harus tetap setia menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Sesulit apapun pertanyaan itu. Satu orang kemudian angkat tangan; pertanyaan standar. Mudah diatasi. Orang kedua angkat tangan; rada sedikit mikir (padahal tuh pertanyaan sudah diprediksi sebelumnya. Di atas kertas mudah diatasi)

“Tadi katanya yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bisa diterangkan lebih jelas maksud yang menguasai hajat hidup orang banyak itu”

(*tenang..tenang, pertanyaan standar)..”Hmmh jadi yang menguasai hajat hidup orang banyak itu dikuasai dan dikelola oleh negara. Biar tidak terjadi monopoli. Artinya sektor-sektor yang penting. Yang berhubungan langsung dengan kebutuhan takyat. Mendesak dan yang rawan monopoli”

“Contohnya yang penting?”

“semacam listrik, bahan bakar”

“berati yang nggak dukuasai negara nggak penting ya? Bisa disebutkan!”

(hmmm..mikir. Nggak juga ya sebenarnya.. makanan penting tapi nggak dikuasai negara. Jadi.....sudahlah..dijawab yang pertanyaan kedua saja), “seperti makanan, kosmetik—“.

Uppps...Gawat! Kok bisa-bisanya kata kosmetik itu keluar dari mulut saya. Mana mungkin negara mengusai remeh temeh macam kosmetik tadi. Jadi menyesal mengutarakannya. Andai saja bisa berbalik ke belakang , ingin rasanya mencabut kata-kata itu. Tapi apa daya, seisi kelas sudah riuh rendah oleh tawa. Mentertawai kekonyolah saya. Dan saya hanya bisa bengong di depan kelas. Tetep cool kayak nggak terjadi apa-apa. Padahal sebenarnya saya sedang grogi habis-habisan di depan kelas. Untunglah guru saya bertindak cepat. Mengendalikan situasi kelas yang mulai riuh. Beliau pun angkat bicara.

“jadi kalau kosmetik nggak penting berati kecantikan nggak penting ya?”

(aduh..duh..kirain mau membantu..eh malah memperparah. Gimana ini? ), “ya bukan begitu. Kalau dasarnya cantik, walau nggak dimake up ya tetep cantik”.

Wkwkwkw..makin meledaklah tawa seisi kelas. Dan saya hanya membisu menatap teman-teman yang tergelak. Sepintas saya lirik bu guru berjilbab itu; beliau pun ternyata tak kuasa menahan senyumnya.

Tapi kelak, ketika saya lebih mengerti ini dan itu, pernyataan saya itu banyak benarnya juga. Percayalah, hai para wanita, kalian tetep cantik kok meski tanpa make up itu. Tanpa bedak dan gincu tebal itu. Karena sebenarnya, kecantikan itu ada dalam hati. Itulah yang mungkin lebih hakiki. (ha ha..kok saya jadi ngomongin gini)

2. Saya ini seorang penggigit. Artinya suka menggigit. Terutama barang-barang kecil memanjang. Korban keberingasan saya tentu saja pulpen dan pensil. Pas jaman SD dulu, tutup pulpen pilot saya pasti sudah nggak berbentuk. Malah bisa-bisa sudah nggak berfungsi lagi. Menyedihkan sekali melihatnya tak lagi bulat. Sudah pipih akibat gigitan kuat gigi seri saya. Maka jangan heran kalau kemudian saya diblacklist oleh teman sekelas untuk meminjam sesuatu. Semacam tipe ex atau penghapus sekalipun. Tentunya karena mereka trauma karena barang-barangnya yang saya pinjam saya gigit-gigit nggak karuan. (* tapi sekarang kebiasan ini sudah jauh berkurang kok.... jorok dan tak higienis)

3. Suka teriak kenceng-kenceng kalau pas mandi. Saat guyuran air pertama membasuh tubuh. Apalagi kalau pas inget hal-hal bodoh yang dilakukan.. Dulu, sempat ada tetangga yang sampai nyamperin ke rumah karena dengar orang teriak-teriak. Dikirain ada apa-apa. Eh ternyata cuma saya yang lagi mandi.

4. Nggak atahu apakah ini masuk kegokilan atau kebodohan. Atau kecerobohan? Ceritanya pas skripsi kemarin, nama dosen pembimbing saya pada lembar persetujuan skripsi ternyata nggak saya beri gelar. Parah banget. Padahal semingguan lebih saya berjuang mendapatkan tanda tangan persetujuan dari tiga dosen penguji. Tinggal dosen pembimbing saja, dan itu pastinya langsung disetujui, karena memang yang pertama meriksa dosen penguji. (note: pada lembar persetujuan itu ada tanda tangan persetujuan dosen penguji sama pembimbing). Maka bingunglah saya, terbayang sudah kalau harus mengulang mencari tanda tangan lagi. Padahal satu orang dosen penguji sudah terbang ke jakarta dan bakal balik minggu depan. Satu dosen penguji lain sudah ambil liburan dan sudah menyatakan nggak bisa diganggu untuk hal-hal akdemis. Itu beliau tegaskan sewaktu saya minta tanda tangan di hari terakhirnya di kampus. Sedangkan satu penguji lagi; ah membayangkannya saja saya sudah lemas duluan. Perlu empat kali bolak-balik kemarin pas minta tanda tangan persetujuan. Revisi sana sini. Kebanyakan nggak jelas.

Hingga...... akhirnya kesadaran itu muncul...untunglah dosen pembimbing saya orangnya masih muda. Artinya baru-baru saja lulusnya. Dan juga belum S3. Jadi gelarnya ada di belakang namanya: ST dan MT. Masih ada space utuk menyisipkan gelar tersebut ,hal yang nggak mungkin seandainya gelar tersebut di depan macam Ir atau Doktor. Terima kasih Ya Allah! Maka kemudian saya buka file word lembar persetujuan itu, dengan hati-hati saya print ulang lembar persetujuan yang sudah bertanda tangan tadi. Tentu saja terlebih dahulu saya tambahkan ST dan MT pada belakang nama pembimbing saya. Sedangkan yang lain diblock putih. Percobaan ngeprint; berhasil. Yang sebenarnya; berhasil, meski nggak terlalu pas benar. Tapi itu sudah cukup. Kalau nggak dilihat seksama atau memakai kaca pembesar nggak akan kelihatan. Duh alangkah gembiranya waktu itu!


5. Kegokilan kelima: mau-maunya disuruh nulis kegokilan diri sendiri. Apalagi sampai panjang begini.

Selesai! Sebenarnya ada aturan kalau saya harus ngasih tugas ini ke lima blogger yang lain. Tapi karena saya orangnya nggak suka maksa, serta PR itu kadang nggak bagus juga karena bisa membuat anak kecil kehilangan waktu bermainnya (*lho?), maka saya tawarkan saja. Jadi PR ini berlaku buiat lima pengunjung pertama halaman ini. Jika anda tak bersedia untuk mengerjakannya, silahkan tinggalkan komentar . (Dan itu artinya yang nggak meninggalkan komentar keberatan bakal kena timpuk PR ini).

Ok..segitu saja.

19 comments:

akuAi Semangka said...

Mas iqbal..sy keberatan!! *tapi bukan berat badan loh!*
saya juga dapet tugas ini dari mba anis. Tapi blum dikerjain..
Ga mau kehilangan waktu bermain! Hehe..

Btw, no 1 emang gokil ^___^

AKP Yudi Randa said...

hehehe
boleh boleh..
tapi daku pas SMU pernah tidur jam pelajaran fisika plus ngorok plus iler lagi..:d

ladies me said...

wahhhh....benarkahh itu...hehe

iqbal latif said...

masih suka main2 ya??

iqbal latif said...

wkwkwk...
nggak langsung melepuh itu meja kena iler??

akuAi Semangka said...

ehehehe.. *tdk mjawab sepertinya ^^v*

iqbal latif said...

bener! Sumpah bener... he he

ladies me said...

iya..iya aku percaya kok...mpe sumpah2 gitu..hihihi

iqbal latif said...

he he...dikerjain ya PR-nya, kan g keberatan.

ladies me said...

ngerjain PR???
ntar yahh pak guru....indrie mau main dulu...hehe

Anisa Nisa said...

:D

shofie syamwiel said...

untung aku dah g termasuk yg kelima....alhamdulillah....:D

iqbal latif said...

lo, kata sapa???
masuk..masuk kok...yg diatas itu sudah buat...

HayaNajma SPS said...

GOKIL.. haha

shofie syamwiel said...

beneran ta?? waduh....:D

iqbal latif said...

he he

iqbal latif said...

kok waduh...mana yang sakit?

shofie syamwiel said...

pR na dah aku kerjain Bal....cek ken...wes bener gurung....:D

dee ratnasari said...

gak gokil2 bgt, baL...
sek terlalu biasa..
ayo BaL, tambahkan kegokiLanmu..
heheheeeee