Thursday, November 5, 2009

Deposit-Deposit Yang Meracuni

Alikisan, tiba-tiba semuanya menjadi heboh. Bukan karena riang, senang, apalagi muka-muka puas. Jauh! Jauh dari itu semua. Semuanya justru mengerutkan dahi, bertanya-tanya yang tak jelas ditujukan kepada siapa,‘bagaimana bisa?’. Maka rapat-rapat pun digelar. Pembahasan-pembahasan panjang dilakukan. Analisa-analisa mengemuka. Solusi-solusi.

“ini mungkin karena pengoperasiannya yang salah. Ada prosedur yang tak bener”, sesorang berpendapat.

“ah, mana mungkin. Sudah bertahun-tahun prosedurnya seperti ini. Tak pernah ada yang berubah. Kenapa tidak dilihat bagaimana kemarin pas loading. Adakah yang terlewat? Apakah pressure dropnya sudah memenuhi”, cepat seseorang menyanggah

“mmmh..mungkin katalisnya. Mungkin tidak sesuai standar. Mungkin kan?”, penengah menenangkan. Tak perlu ada yang merasa terpojokkan.

Masalahnya cuma satu : primary reformer membara. Terjadi hot spot bahasa kerennya. Dan yang membuat satu masalah itu menjadi begitu luar biasa adalah, reformer itu baru saja menjalani perawatan tahunan selama hampir tiga minggu. Turn around biasa disebut. Katalisnya pun baru. Baru saja dibeli langsung dari negeri sono. Mendatangkan engineer-engineer bule pula. Lalu bagaimana mungkin??

Mmhh..bagi yang mengerutkan dahi tak mengerti, begini ceritanya. Untuk sederhananya, taruhlah ada sebuah reaktor berupa tube-tube vertikal berjumlah 144 buah. Di dalam tube-tube inilah terdapat butir-butir katalis yang berfungsi untuk membantu reaksi. Di dalam tube ini pula bahan baku yang berupa gas (atau berfase gas) dialirkan agar bereaksi menjadi bentuk lain yang diinginkan dengan bantuan katalis. Selesai? Belum! Katalis itu saja ternyata tak cukup untuk keberlangsungan reaksi. Reaksi ini sangat-sangat endotermis hingga membutuhkan panas yang besar tersuplay ke dalam tube. Kebutuhan panas inilah kemudian yang dipenuhi dengan pembakaran fuel di dekat dinding tube dengan harapan panas radiasinya dapat terserap oleh tube, hingga reaksi dapat terjadi. Di dinding luar tube ini, suhu berkisar 900 oC.

Dan masalah yang terjadi adalah, suhu dinding tube yang biasanya konstan, mendadak naik. Padahal tak ada prosedur yang berubah. Pembakaran tetap, kapasitas produksi juga normal-normal saja. Tak ada alasan dari segi operasional yang bisa menjelaskan mengapa dinding luar tube (atau biasa disebut skin tube) itu tiba-tiba naik. Semuanya bingung tak mengerti. Bila tidak diatasi, itu tentu saja akan sangat berbahaya sebab tube tersebut tentu saja punya desain temperatur maksimal. Melebihi, maka rusaklah konsekuensinya. Sedangkan rusak, adalah kefatalan yang harus dihindari.

Lama kemudian masalah ini dibahas, tapi belum juga ditemukan apakah akar penyebabnya. Hari-hari terlewati lewat pengawasan ekstra ketat terhadap temperatur skin tube. Hingga setelah melakukan proses yang panjang melalui analisa-analisa akhirnya dapat disimpulkan bahwa katalis dalam tube ini teracuni. Teracuni adalah sebuah kondisi kala ada deposit (dalam kasus ini deposit sulfur dan karbon) yang menempel di permukaan-permukaan katalis. Mmhh..beberapa mungkin tak paham mengapa dengan teracuninya katalis itu dapat menaikkan suhu skin tube, tapi bagi yang pernah belajar masalah ini tentu saja mudah saja persoalannya. Katalis-katalis tersebut berfungsi sebagai pembantu jalannya reaksi, maka jika teracuni, yang mana menyebabkan keaktifannya berkurang, tentu saja akan menyebabkan terganggunya reaksi. Konversi reaksi menjadi menurun. Dan bila konversi reaksi menurun, maka akan ada sebagian panas yang akhirnya tidak terserap. Ingat, reaksi ini adalah endotermis yang mana membutuhkan sekian satuan energi panas tiap mol reaksi.

Mudah-mudahan penjelasan sederhana itu bisa sedikit menjelaskan. Dan bila belum, semoga saja sebagai pengingat bahwa masih banyak hal yang belum kita ketahui. Kita masih perlu banyak belajar.

Tapi kemudian saya berpikir. Jangan-jangan kasus reformer itu tak ubahnya diri kita. Jangan-jangan sudah terlalu banyak deposit-deposit dosa yang menempel di dinding-dinding kalbu kita. Membuat keaktifannya menjadi berkurang. Membuat ia tak mampu lagi mereaksikan problematika hidup menjadi sebuah hal yang justru penuh hikmah. Maka tak heran kita akan dengan cepat mudah panas hanya oleh sebuah tekanan hidup yang remeh temeh saja. Kita mudah tersinggung, kita mudah marah, kita mudah sekali menjadi membabibuta.

Sahabat, jika itu telah terjadi, maka menyadarilah yang pertama mesti kita lakukan. Karena dengan kesadaran, kita akan dengan mudah melakukan sebuah perbaikan. Seperti kasus deposit pada katalis-katalis tersebut, kesadaran bahwa deposit itu penyebabnyalah membuat semuanya akan mudah mengambil tindakan. Sebab deposit itu memang bisa dihilangkan melalui sebuah tindakan-tindakan tepat yang sudah terprosedurkan, hingga keaktifan katalis bisa kembali ke sedia kala. Begitu juga dengan hati. Begitu juga dengan masalah deposit dosa yang meracuni hati itu. ada penghilangnya. Ada pembersihnya. Ah, masing-masing dari kita sudah sangat mengerti akan hal ini.

Mari membersihkan hati!

20 comments:

AKP Yudi Randa said...

dikau calon "aa gym" muda :)

AKP Yudi Randa said...

seharusnya mereka2 menguasai Supply chain management. sehingga bantahan "bodoh" seperti ini tidak terlontarkan :)

iqbal latif said...

bisa dijelaskan yud!! he he

AKP Yudi Randa said...

waduh.,..
ini serius kagak paham bro?

AKP Yudi Randa said...

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai

Lani Imtihani said...

nek tak liat2,,,jadi produktif menulis waktu shift yah bal,,,dan kali ini aq lumayan paham ceritamu,,,*secara dah sering dijelasin ma indah :)

Chifrul S said...

tsaahh...keren bro...you can draw any lesson from your workplace. My salutation for you, bro! ^__^

akuAi Semangka said...

Gaya penulisan ini pernah ingin ku coba. Tapi ga pernah tuntas. Cuma jadi draft.. Akhirnya blog di wordpress ga keurus u_u

iqbal latif said...

sedikit2 sj....
maksudnya sama hubungannya dg ini??

iqbal latif said...

he he... g juga...ini sdh jd draft yg ckp lama ngendon di laptop...
baru kemaren sore bisa diselesaikan...
(kayaknya jeng indah penuh perjuangan menjelaskannya...ha ha)

iqbal latif said...

halah..halah...dikau selalu berlebihan.....

(sebenarnya tulisan jawaban atas komentar antum di tulisan sblmnya..ha ha)

iqbal latif said...

perasaan sedang tidak bergaya tuh....

oh punya di wordpress juga?

akuAi Semangka said...

Yuph.. d blogspot juga ada, blogdetik, note fb.. Diusahain smua bukan tulisan yg sama n_n

akuAi Semangka said...

Yuph.. d blogspot juga ada, blogdetik, note fb.. Diusahain smua bukan tulisan yg sama n_n

Chifrul S said...

wuihh..Ai..rajin bener menghidupi jejaring-jejaring ini. Jadi inget poligami nih hahaha...(Ai ikutan klub poligami juga? xixixi)

iqbal latif said...

duh duh..blogmania....
tinggal diterbitin sj..he he

akuAi Semangka said...

@chifururu:
duh, mas chif! Emang ada klub poligami? Haha~ pasti isinya banyakan kaum prianya neh :p

@mylathief:
rajin2 ikut lomba dulu om. Kalo nama dah menjual, tulisan di manapun bisa dikembangkan n_n

iqbal latif said...

nama dah menjual?? ha ha.....
semoga semenjual semangka deh...

akuAi Semangka said...

Ih, kok malah diketawain?!
Yg penting usahanya, bung :D
kan kalo nanti namaku muncul di toko buku, dirimu bisa berbangga, "ini keponakanku looh yang nulis.."

*haha,,jadi ketawa sendiri :p

iqbal latif said...

ha ha ha lebihh parah ketawanya dr yg pertama)
ok deh