Wednesday, March 26, 2008

Apakah yang menghalangimu untuk berjalan?

Saat itu saya naik angkot. Sudah hampir sampai.   sudah sampai swalayan Sakinah. Tiga orang penumpang, seorang ibu dan dua orang anaknya turun di sana. Sejenak angkot jadi longgar, tak perlu berdesakan lagi. Namun kemudian ternyata ada dua orang perempuan (kalau tidak dibilang gadis) masuk. Saya, yang merasa 300  meter lagi sudah harus turun, agak sedikit menggeser posisi duduk. mempersilahkan kedua perempuan tersebut duduk di posisi lebih dalam dari pintu angkot. Kelakuan saya ini mungkin sudah menjadi kelakuan umum seorang penumpang yang mau turun apabila ada penumpang lain yang baru masuk.

Tak sampai lima menit, saya kemudian memencet bel pada angkot, memberi tanda padasopir kalau mau turun. Angkot berhenti, dan saya turun. Saat merogoh saku celana dan mengeluarkan uang 2500 rupiah sebagai ongkos itulah kemudian saya terkejut. ternyata kedua perempuan tersebut ikut turun juga. sempat sebentar saya heran, namun segera saja saya sadar bahwa kedua perempuan itu memang naik angkot tersebut hanya untuk menempuh 300 meter tadi. sama sekali tak ada tanda di wajah kedua permpuan tadi kalau ia telah salah naik, atau ada barang yang ketinggalan di tempat ia pertama kali naik tadi. ia biasa-biasa saja, bahkan lebih biasa dari saya. merogoh saku (atau mengambil dari dompet kali. saya lupa). mengulurkan sejumlah uang pada sopir.

Olalah!

Lepas dari angkot tadi, sewaktu berjalan menuju kostan, saya masih saja tak percaya

No comments: