Sunday, March 30, 2008

Simalakama

Entahlah.

Pagi hari sekali aku mendapat sebuah SMS yang mengejutkan. Setelah dua hari sebelumnya aku sempat kecewa karena ternyata aku tak masuk dalam pemenang lomba cerpen yang diadakan perpusda Jatim, pagi hari itu panitia lomba membayar tuntas kekecewaanku. Ternyata walaupun aku tak jadi pemenang, cerpenku masuk dalam 10 cerpen terbaik lomba tersebut. Sepuluh cerpen tersebut rencananya akan direkomendasikan ke penerbit untuk diterbitkan. Uigh pagi itu hatiku berbunga-bunga sekali. Inilah mimpiku. Walaupun hanya sebuah kumpulan cerpen dari banyak orang dan belum tentu juga kumpulan cerpen itu diterbitkan, tapi itu sudah cukup besar memotivasiku mengingat inilah kesempatanku untuk bisa memublish karyaku.


Dan yang lebih membuatku terkejut adalah SMS kedua dari panitia lomba setelah aku SMS balik panitia tersebut. Isinya dalah pemberitahuan bahwa empat cerpenku masuk dalam 10 cerpen terbaik lomba. Aku memang mengirim enam cerpen ke lomba tersebut. Pikirku kala itu adalah dari pada cerpen-cerpen tersebut ngendon di komputer ya lebih baik sekalian aja diikutkan, toh temanya sesuai dengan persyaratan lomba. Di luar pikiran bahwa mungkin saja cerpen-cerpen yang ikut di lomba tersebut tidak bagus-bagus amat sehingga cerpenku yang biasa-biasa saja (*soalnya sudah kuikutkan beberapa lomba dan selalu saja nggak menang*) bisa masuk sepuluh besar, itu sudah lebih dari cukup membuatku bahagia seharian. Semangat menulisku kembali tumbuh. Dan hari itu, aku baru sadar kalau aku terakhir kali menulis cerpen sekitar sebulanan yang lalu. Itupun hanya  satu. Cerpen yang aku kirimkan ke lomba tersebutpun paling baru adalah cerpen yang aku tulis pada lebaran kemarin.


Tapi sayang, sayang , dan sekali lagi sayang, semangat ini bangkit tatkala aku harus konsentrasi seratus persen pada tugas akhirku yang memasuki bulan dimana kita (maksudnya sama partner TA-ku) paling tidak sudah menyelesaikan 50 % dari TA tersebut. Ideku tercekat. Semangatku beradu. Aku seolah makan buah simalakama apakah akan membuka folder ”tulisanku” atau membuka folder ”tugas akhirku” tiap kali menghidupkan komputer.


Dan sekarang, aku hanya bisa menuliskan ini setelah jenuh memelototi apendiks neraca massa dan panas dari  tugas pra desain pabrikku. Semoga ini cepat selesai dengan hasil yang akan memunculkan sesungging senyum dari orang-orang yang mencintaiku, karena di depan, ada dunia yang akan menantangku.

 

27 maret 2008

4 comments:

Chifrul S said...

Subhanallah...Penulis baru telah muncul dari Tekkim. Salut ama perjuangan Nt. Mudah2an buku kumpulan cerpen tsb bener2 terealisasi. Apalagi bisa best seller.Amien.

iqbal latif said...

aMIN

Ummu Thoriq Andalusia said...

Sukses... Ditunggu kabar selanjutnya.. ntar kalo sukses.. ane bikinin bedah buku antum disini (Balikpapan),, InsyaALLAH.. Janji muslimah.. :)

iqbal latif said...

(lagi-lagi) amin!!