Monday, June 27, 2011

kawan perjalanan

Menebak-nebak tentang model seperti apakah kawan seperjalanan kita, mungkin telah menjadi keasyikan tersendiri kala tubuh saya telah resmi menduduki nomor kursi yang tertera di tiket tapi ada satu kursi lowong di kanan-kiri yang belum terisi. Sebab tak ada ikut campur saya untuk itu. Sebab itu menjadi sesuatu yang given, yang kemudian saya harus menerima apapun keadaan teman perjalanan itu –bahkan setakmenyenangkan sekalipun.

Tentu saja ini bukan tentang naik bus umu atau kereta ekonomi dimana kita bisa menentukan di kursi mana hendak duduk. Dan ini, juga bukan tentang kereta bisnis atau eksekutif sebab tak ada kereta di kalimantan –sehingga menjadi amat jarang lah kesempatan itu di dapat. Ini tentang naik pesawat. Asyik saja. Ketika saya sudah duduk, dan masih ada kursi yang lowong di kanan atau kiri saya, maka akan menjadi kesenangan kecil kala menunggu orang seperti apakah yang bakal duduk di samping saya itu. Sedikit ganjil memang, mengingat usia kesenangan itu yang seringkali amat singkat.

Tapi memang, kawan perjalanan ini, boleh jadi menjadi variabel penentu tentang seberapa menyenangkan perjalanan kita itu. Oke, saya memang lebih kerap menghabiskan waktu di pesawat dengan membaca atau tertidur, tapi tetap saja tak bisa dipungkiri kalau teman duduk yang pas akan membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan dan berwarna. Itu saya buktikan betul, bahkan teman seperjalanan yang biasa sekalipun lebih mending daripada tak ada. Seperti perjalanan balik dari pulang kemarin. Pesawat benar-benar sepi. Kursi-kursi banyak sekali yang kosong. Dan ndilalah, kursi di samping saya lah termasuk yang kosong itu. Boleh saja saya membatin bahwa ini akan baik sebab tempat duduk menjadi longgar, tapi tetap saja terasa ganjil kala tak ada seorang yang bisa diajak bicara meski hanya bertanya tentang tujuan.

Akan banyak sekali kemungkinan dengan siapa kah kita bakal duduk itu. Lelaki-perempuan, tua-muda, pejabat-buruh, ayah-anak, mahasiswa-pedagang. Dengan berbagai karakter pula. Awalnya kita hanya bisa menebak-nebak, tapi menjadi kian benderang kala kita mulai mengajaknya bicara. Ada yang begitu terbuka, ada yang tak banyak cerita. Ada yang terasa merendah, tak jarang pula terlihat berbangga.

Berbicara tentang kawan perjalanan di pesawat adalah berbicara tentang penerimaan. Tentang sesuatu yang tak bisa kita usahakan tapi saat itu telah terberikan, tak ada hal lain yang bisa dilakukan kecuali menerimanya. Sebab mau tak mau, senang tak senang, sejarak perjalanan itu lah kita akan berdampingan. Saat kita mencoba menerimanya, saat kita mulai mencoba melihat sisi baiknya, kita akan tahu, akan ada sesuatu yang bisa dipetik. Dan ternyata, antusiasme itu lah yang kemudian menciptakan kesenangan itu. Maka semoga anda masih ingat, bahwa orang-orang yang bahagia, adalah orang-orang yang mampu menangkap hal-hal baik di sekitarnya. Menjadi tugas kita lah kemudian untuk meningakatkan daya tangkap itu. Menerima, boleh jadi termasuk usaha menuju itu.


#di pinggiran sawunggaling
#bandung




(aduh, padahal saya ingin cerita tentang teman perjalanan kemarin)

55 comments:

Romi :. said...

Gak di kalimantan lagi?

akuAi Semangka said...

Jadi inget teman seperjalanan kereta Sby-Jkt yg ramah dan kebapakan, eh, tapi ternyata om2 genit gitu :(

Rifki Asmat Hasan said...

saya termasuk orang yang jarang bepergian jauh, baik kereta atau pun pesawat, dan biasanya jika melakukan pergi jauh karena tugas, dan di samping saya adalah teman sekantor :)

samsiah iah said...

ya, menarik mengambil hikmah dari setiap orang ^_^
yang penting selalu bersikap positif dulu dengan apapun yang akan terjadi..

iqbal latif said...

masih...hanya sekarang ada di jawa

iqbal latif said...

kok ketemumu sama om-om terus, ai.. hoho...

kapan itu ke sby? waktu ke baluran itu kah??

iqbal latif said...

mmm... kemarin saya juga ada teman kantor juga... hanya saja kan bertiga.. saya di tengah

iqbal latif said...

iya..bener.. netral saja sih...

pernah duduk dengan pasangan uzur 80-90 tahunan... wah. Mereka sukanya memang cerita

antung apriana said...

wih ini kejadian juga sama aku pas ke samarinda kemarin. teman seperjalanan ketiga dari balikpapan menuju samarinda. awalnya keliatan baik. eh taunya ada maksud juga. ampun deh aku sampe pulangnya naik pesawat

desi puspitasari said...

setuju

desi puspitasari said...

heqeqe

kalau aku bukan om-om genit. jadi waktu ke jakarta aku duduk di sebelah mas" berumur yang ramah dan menyenangkan, aku udah 'curiga' orang ini pasti ada 'sesuatu'-nya. ternyata istrinya 2.

AtieQ Savitri said...

Hehe, aq kirain maksud 'temen perjalanan' Om Iqbal adalah Tante yg nemenin kapalnya kelak.
*dipentung Iqbal :P

AtieQ Savitri said...

Hehe, aq kirain maksud 'temen perjalanan' Om Iqbal adalah Tante yg nemenin kapalnya kelak.
*dipentung Iqbal :P

akuAi Semangka said...

eeh, perasaan ga sering ketemu om2 juga deh. Pernahnya ketemu om bohongan, haha..

Iya, waktu ke Baluran. Harusnya tempat dudukku bareng yg lain, tapi gegara ada penumpang yg ga tertib, jadi ngalah deh, pindah tempat duduk. Bener yah, perempuan itu emang harus didampingi mahromnya *meski pada prakteknya susah beut... :D

akuAi Semangka said...

@ayanapunya
nah itu dia mba yg bikin aku kalo nanti ke Borneo maunya naik pesawat aja. Mempersingkat waktu perjalanan. Seram juga euy berlama2 dalam perjalanan.

@malambulanbiru
masalahnya aku (dulu) tuh polos banget mba des. Sempat2nya tukeran no henpon. Hadeuh... Akhirnya baru sadar kalo dia om2 genit pas nelpon2 aku. (alhamdulillah sekarang udah nggak lagi)

kalo temenku udah ilfeel sejak awal gegara suka ditepuk pahanya. *awalnya kupikir sekadar meminta respons, haha... Dudulznya aku! >.

antung apriana said...

wah kamu mau ke borneo? dalam rangka apa?

desi puspitasari said...

heh? pahanya siapa yang ditepuk? siapa yang nepuk?

desi puspitasari said...

ihiiir ..

*malah ihir* :))

antung apriana said...

kalo si bapak duduknya mepet-mepet sampe akhirnya kutegur. ngeri banget dah. pas sampe samarinda si bapak minta maaf.

desi puspitasari said...

iya, dalam perjalanan (seorang diri--atau sama temen perempuan), seorang perempuan memang harus tegas. kadang kan sungkan atau ngerasa enggak enak ditegur, kalau bisa jangan. kalau bisa harus waspada dan badannya siaga, kalau perlu pasang muka galak aja sama orang yang dicuri ragi--halah, dicurigai.

ini sakjannya postingannya sapa siy ya? wqwq.. ah, iqbal ini, gapapa.

al fajr "fajar" said...

weleh.. bosomu dadi saiki ono ndilalah ro mbatin....

wekekekekek

antung apriana said...

oya desi sering jalan-jalan sendirian kan ya?
harusnya ditulis di jurnal tersendiri tuh, des :)

desi puspitasari said...

lhaa, nek mas Fajar ikiie... tau dilamar ning kendaraan umum *buka' rahasia*

aku ngenteni kowe, Mas ..

desi puspitasari said...

oiyaa .. bener, Yan. kapan" deh kalau momennya tepat.

pergi sendirian itu juga bisa dimanfaatin buat main detektif-detektifan. nyocokin cerita sama karakter orang aslinya. asik pokoknya ..

al fajr "fajar" said...

oiyaaaaaaa.... kawan seperjalanq iku ya mba..... =))
ah.. joni....... =)))))

sabarlah menanti mba.... aku (tak) akan datang.... qiqiqiqi..

desi puspitasari said...

sepur e nggremet mundur =))

al fajr "fajar" said...

munine belok piye to..

ampe gawe rel dhewe koq.. =)))

akuAi Semangka said...

Selama perjalanan itu si bapak sih ga macem2 sama aku. Awalnya dia duduk di sampingku. Jarak sewajarnya. Kita diskusi ini itu. Biasa aja. Tadinya cuma aku yang duduk bareng dia, tapi trus temanku pindah. Posisi berpindah, temenku di samping bapak itu. Nah, kadang kalo ngobrol si bapak refleks menepuk (sekali) paha temanku.

Duh, polosnya aku. Kukira itu emang kebiasaan dia yg udah tua dengan sifat kebapakannya *tetap aja yaa dia LAKI-LAKI* Bahkan setelah bapak itu turun, dan temanku bilang kalo dia risih, aku masih bilang, "bapak itu baik kok..!" (gw juga ga diapa2in sama dia, haha. Alhamdulillah.. Fyuh!)

beberapa hari kemudian, ada sms. Katanya "ini teman dari jatim" ealah, kukira salah satu teman di lomba birdrace, ternyata bapak itu. Trus mulai tlp2, tanya kapan aku ke jatim lagi, trus ngabarin kalo dia lagi di jakarta. OMR! O.o

(pokoknya jangan asal dekat n cerita ini itu ke teman perjalanan, apalagi tukeran no henpon. Haha.)

*harusnya bisa jadi jurnal neh. Xixi...

desi puspitasari said...

he he .. besok lagi ati" ya

akuAi Semangka said...

@ayanapunya
oya, ke borneo nanti buat jalan2 aja. Tapi ga tau kapan. Haha.. Syukur2 dapet proyek penelitian gratis :p

antung apriana said...

borneonya sebelah mana, Ai? kalo ke kalsel bilang-bilang yaaa :)

iqbal latif said...

-yang punya lapak sibuk training--

akuAi Semangka said...

sebelah mana aja boleeeh... *mimpi yg aneh, yg penting borneo, haha*

kemarin2 baru ngobrol sama temen di kalbar. Tapi kalo di kalsel dapet jaminan kehidupan boleh juga. Haha.. *hemat akomodasi :p

al fajr "fajar" said...

ngguayaaaa

desi puspitasari said...

njuk? penting?

*mlerok*

antung apriana said...

kok kayaknya Ai semangat banget ya ke kalimantan? ada apakah di sini? :D

akuAi Semangka said...

wah, ceritanya panjang mba. Silakan mampir ke tag borneo *mencoba promosi biar mampir ke blogku :P

antung apriana said...

meluncurrrr :)

iqbal latif said...

yo wes tak ganti, yg punya lapak sibuk trainingan..haha

iqbal latif said...

naik pesawatnya ini bpp-banjaramasinnya, kan?....

masih pengen ke banjaramasin euy.... nyari2 libur 4

iqbal latif said...

wah, sampai tahu istrinya dua segala... pasti dengan bangga dia menyebutkan itu :)

iqbal latif said...

jiah.. atik ini...


tapi bisa juga sih... (kalau yg itu kan bisa diusahakan, nggak pasrah bongkoan kayak nunggu temen seperjalanan)

iqbal latif said...

bener... susah! tapi mungkin :)

iqbal latif said...

ini sudah umur berap masih sepolos begini...

iqbal latif said...

minta maafnya bagaimana?

iqbal latif said...

sambil bawa semprotan merica..ha ha

iqbal latif said...

kenapa memang mas fajar?

kalo katiman seh biasae bukan ndilalah, tapi njeketehek karo tibae

iqbal latif said...

wah! wah! wah!


:D

iqbal latif said...

kalau aku malah seringe diceritain macem2....

jadi pendengar setia...

(heran juga, nih orang kok diceritain semua)

iqbal latif said...

#opo plerak-plerok? nantang, ta?


ha ha

Salman Rafan Ghazi said...

Kawan perjalanan menyenangkan itu ada di "terbang" ayu utami. Maknyusss..

iqbal latif said...

Cerpen kah iku, pan?

Salman Rafan Ghazi said...

Yoyoi.. Cerpen skripsiku.

iqbal latif said...

hwoh..pantes kok apale

Chifrul S said...

Assalaamu'alaikum wrwb...

Permisi, malam ini saya lagi kena giliran ronda di Kampung MP. Mohon siapin secangkir teh manis dan cemilan seadanya ya. Semoga malam ini aman dan bahagia...

*boleh minta sarung, kaos kaki, sarung tangan, kerpus, ama Jaket tebel ya. Kalo ga ada, BB juga ga papa koq..^_^ #happy silaturrahim#