Saturday, March 5, 2011

--tak berjudul--

Bukan kebetulan! Sebab memang sejatinya tak ada yang namanya kebetulan. Sebab kebetulan hanyalah kosakata buatan manusia untuk membahasakan ketaktahuannya. Sebab ada skenario. Ada garis-garis penghubung yang tak terindera yang sedang bekerja. Juga ada yang menggerakkan atas sebuah pilihan-pilihan, kehendak-kehendak hati, juga gerakan-gerakan tubuh.

Maka di hari itu. Ketika buku-buku separuh baca yang kau letakkan di tempat strategis hingga sewaktu-waktu bisa kau baca tak mampu meredakan apa-apa yang sebenarnya tak juga kau tahu pasti, ketika bahkan kau telah beranjak ke halaman berikut dari buku itu tapi tak satupun yang terserap –hingga kau memutuskan untuk menutupnya dan meletakkan pembatas buku kembali ke awal halaman kau membacanya, maka bertakbirlah. Bertakbirlah atas dzat yang menggerakkan. Sebab ketika kau buka kembali lemari bukumu, mencermati tiap judul pada deretan buku yang belum terbaca, tentu saja ada kekuatan lain yang menggerakkan tanganmu untuk kemudian memilih buku itu. Menyeretnya keluar dari impitan kawan-kawannya yang lebih kekar. Mengamati sekilas. Lalu memutuskan untuk membawanya ke sofa. Mencoba membacanya. Mencoba melakukan hal yang sama, yang beberapa saat yang lalu gagal terterapkan pada buku lain.

Bertahmidlah! Duhai, jika Dia telah memutuskan untukmu sebuah penerangan, maka sesungguhnya taka akan ada yang mampu menggelapkan. Segala puji baginya. Ah, kau sebenarnya tak menginginkan hal yang muluk. Kau sebenarnya hanya ingin berusaha mengembalikan gairah membacamu yang menurun. Tapi, kau tentunya tak akan kuasa menolak, bahkan harusnya dengan suka cita menerima, ketika hal yang lebih justru kau raih. Sebab Dia lah yang berkehendak, sebab Dia lah yang menentukan dengan cara seperti apakah pencerahan itu tersampaikan. Sebab Dia lah yang kemudian mengingatkanmu kembali dengan cara yang, semoga tebakanku benar, kau senangi. Sebab sebuah buku itulah yang kemudian menjadi formula ajaib atas apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini, atas sebuah hal penting yang sadar atau tak sadar pelan-pelan terlupakan—kau benar, waktu memang serringkali menyembuhkan, tapi tak jarang juga melumpuhkan. Sebuah buku yang tak melulu bercover mentereng, atau besutan penulis kawakan.

Tak ada yang kebetulan. Sebab memang sejatinya tak ada yang namanya kebetulan. Sebab kebetulan hanyalah kosakata buatan manusia untuk membahasakan ketaktahuannya. Yang diperlukan adalah percaya, bahwa akan selalu ada campur tangan Allah di setiap urusan.





#maafkan hamba. Mungkin tinta ini yang kering, hingga surat kosong lah yang kemudian sampai pada Paduka.








14 comments:

Salman Rafan Ghazi said...

bukuku banyak yang belum dibaca. ;d

Pemikir Ulung said...

sebenernya apa sih definisi kebetulan?

iqbal latif said...

bisa disumbangkan tuh! :)

iqbal latif said...

versi siapa?
:)
(--bgaimana kalo dr versimu dulu--)

Pemikir Ulung said...

versi yang disepakati banyak orang

iqbal latif said...

sayangnya orang-orang belum membuat kesepakatan tentang ini :)
tapi versi kbbi sih ini:
ke·be·tul·an = 1 n tidak dng sengaja terjadi (bertemu, tertangkap, dsb): kemarin, secara - kami bertemu dng dia; penjahat yg sudah lama dicari itu tertangkap dng cara - saja; 2 adv tepat atau kena benar (dng tidak sengaja): ketika kebakaran itu terjadi, - ia ada di rumahnya; tendangannya - mengenai dada musuhnya; 3 n keadaan yg terjadi secara tidak terduga;

Pemikir Ulung said...

nah itu dia..sebenernya arti kebetulan sendiri adalah hal yang tidak disengaja atau terduga oleh pelakunya kan? jadi bilang kebetulan bukan berarti ga salim aqidahnya, karena itu ga berarti dia menganggap hal yang terjadi di luar skenario ALLAH, dia cuma bermaksud bahwa hal yang terjadi itu dia tidak sengaja, atau tidak diduga

saya baru nyadar begini beberapa pekan belakangan, jadi saya menimbang sepertinya ga masalah saya bilang kebetulan, toh dalam hati saya, saya sendiri mengakui bahwa itu semua terjadi karena kehendak ALLAH juga

iqbal latif said...

tentu saja boleh.. sepertinya ada kata2 lain yg mirip2 kasusnya kayak si kebetulan ini...

pokoknya kata ini memang untuk mengakomodir ketaktahuan kita...

akuAi Semangka said...

jadi buku apa yang diambil dari rak? Di ibf banyak banget buku, tinggal pilih. Hahaha.... :p

iqbal latif said...

rahasia! ha ha

nggak terpengarus tuh!
(#bohong)

akuAi Semangka said...

dan kerahasiaan itu akan sejalan dengan ketakmengertian orang dalam membaca jurnal ini. Hoho... Apalagi paragraf 2. Ampun deh, bahasanya ngjlimet..

HayaNajma SPS said...

:O

iqbal latif said...

Ai, tak semua yg ditulis disini dtujukan untk memahamkan pembaca.. Bgitu jg dirimu kan?

akuAi Semangka said...

yayaya...