Monday, October 3, 2011

(bukan) pertemuan di taman hening

Bahkan ketika saya sudah menjejak di tempat itu, sepertinya saya benar-benar terlupa bahwa teman saya yang satu ini bekerja di sana. Entahlah, mungkin sebuah keanehan, atau justru sebuah kealpaan yang wajar-wajar saja. Hingga, tak ada keinginan ataupun lintasan pemikiran kalau saya bakalan ketemu dengan dia di sana. Sama sekali tak ada.

Maka ketika pada akhirnya saya ketemu dengan teman saya yang lain, kali ini cowok, ketika ia memberi jawaban dengan menyebutkan namanya kala menjawab pertanyaan saya tentang siapa lagi anak Teknik Kimia ITS, kontan saja saya ber-uow ria. Terkaget dengan kesadaran bahwa saya telah melupakan teman saya ini. Sungguh keterlaluan saya ini, karena bahkan tak sampai setahun yang lalu kita sempat bertemu di Balikpapan ini dalam rangka reunian anak Tekkim 2004, saya bahkan telah lupa kalau ia masih di sini.

Tapi Allah maha baik. Bahwa harus ada sesuatu, sesuatu yang memantik saya untuk kembali berdiri tegak, sesuatu yang menenteramkan, yang mampu mengenergii saya di rangkain perjalanan ini, Ia hadirkan justru di akhir kunjungan kami. Kalau bukan salah seorang dari kami saat itu mesti mengurus sesuatu di administrasi perusahaan minyak pelat merah ini, dan membiarkan kami berempat berdiri di koridor menunggunya, mungkin kesempatan itu tak bakalan terwujud.

Dan begitulah! Skenario Allah sungguh-sungguh sempurna. Kala kami masih asyik saling berbicara sesama kami, saya sadari ada suara yang menegur kami.

“lo, Iqbal, kok, ada di sini?”

Saya menoleh. Mencari sumber suara yang dari intensitasnya tak jauh dari tempat kami berdiri. Dan memang, seorang perempuan telah berdiri tak jauh dari kami. Saya sedikit tercekat,  bahkan melupakan kewajiban menjawab pertanyaan tadi, masih sibuk mencocokkan sepotong wajah di depan saya ini dengan ribuan wajah yang telah tersimpan di dalam memori otak saya. Tapi untunglah, hanya sepersekian detik saja usia pencarian itu. “Hai”, dan saya pun memanggil namanya.

Ia tersenyum. Menyatukan kedua telapak tangannya dalam satu katupan, lalu memosisikannya di depan dadanya. Saya tersenyum, disertai anggukan. Ah, ada banyak yang berubah dengan dirinya. Sebab, kalau saya tak salah ingat, mungkin sekitaran satu-dua tahun yang lalu, dia lah yang berkomentar ‘oh, kalau iqbal nggak mau, ya’ di saat kami teman seangkatn di Kaltim bertemu dan saling berjabatantangan.

“wah, lagi hamil, ya? Sudah berapa bulan?”. Tentu saja, ini adalah pertanyaan saya. Jika saya perlu sepersekian detik untuk bisa mengenalinya, kehamilan ini lah menjadi salah satu alasannya. Tubuhnya yang lebih gemuk dengan muka yang sedikit tembem, tentu saja membutuhkan penyesuaian dengan spesifikasi lama tentangnya dalam bang data otak saya.

“enam bulan”, pada akhirnya angka itu yang ia ucapkan.

“kok, ada di sini? Kata Gusti ditempatkan di operation, kan?”. Gusti adalah teman saya yang saya temui sebelumnya. Ia sempat menginformasikan kalau teman perempuan saya ini ditempatkan di operation yang jauh kantornya dari kantor process engineering ini.

“ow, iya. Ini mau ngurus cuti”

“cuti hamil, ya?”

“iya”

Dan bla bla bla. Sampai ia meminta diri untuk meneruskan keperluannya. Saya mengangguk, tersenyum, dan melihat ia berbalik memunggungi saya. Entahlah, ada sesuatu yang membuat saya terketuk-ketuk dengan pertemuan ini, ada rasa nyaman, sesuatu yang membuat saya berpikir hal lain yang jauh lebih besar, yang membuat saya merekonstruksi banyak hal, yang membuat saya tersadarkan. Entah itu persisnya apa. Tapi, barangkali, salah satunya, adalah selembar kain yang kini membungkus kepalanya. Ah, saya jadi bertanya-tanya, bagaimanakah rasanya menjadi seorang mualaf yang seketika itu memutuskan berhijab. Tapi tak berjawab. Tentu saja pertanyaan itu tak berjawab. Bahkan sampai saya selesai mengobrak-abrik halaman milis angkatan untuk menelusuri kembali undangan pernikahaannya dulu. Tapi saya menemukan ini; ‘insyaAllah’, ‘samara’, juga  ‘barakah’, menghiasi kalimat yang ia ketikkan dalam komentar di milis angkatan kami. Semoga saja ini pertanda baik.




29 comments:

iqbal latif said...

"pertemuan di taman hening" adalah salah satu judul cerpen mbak HTR yang saya temui di buku kumcernya yang berjudul "BUKAVU"

tun hidayah said...

(judulnya) bagus... =))

tekkim.. Mengingatkan saya ttg 4 taun lalu.. Mimpi yg dibelokkan.. :)

iqbal latif said...

dulu pengen masuk tekkim kah? hehe... pas pengumuman umptn keluar dan saya dinyatakan lolos, saya malah berdoa semoga STANnya nggak lolos.. :)

HayaNajma SPS said...

subhanallah, mualaf ya? :D

sefano fafa said...

cmn numpang baca*

iqbal latif said...

iya..kaget juga dulu

iqbal latif said...

nggak boleh! :D

sefano fafa said...

galak euy.. hahax

Sukma Danti said...

Wah Subhanallah...
ternyata seorang muallaf ya

tun hidayah said...

Udah masuk :)

wah, bisa ga diakui anak sama ortu kalo saya kek gt.. Ups! Hehe

HendraWibawa WangsaWidjaja said...

wah, sudah masuk Islam, ya?
menjadi muslimah ...

iqbal latif said...

biarin :p

iqbal latif said...

he'em.. muallaf...

iqbal latif said...

nah, itu lah mengapa saya berharap g keterima STANnya...

iqbal latif said...

iya.. sdh jadi muslimah..

kaget juga waktu itu

Lolly aja said...

ikutan seneng deh waktu baca ini....cuma bisa bilang Alhamdulillah...:)

iqbal latif said...

iya.. alhamdulillah...

anas isnaeni said...

ah mbak ute q yo maraki nostalgia ae... *sungguh betapa banyak tekim nyasar ke STAN ~_~a*

emang akeh yo mas, alumni tekkim nang panggonmu? sing sakuniversitas en seangkatan emang pira?

Salman Rafan Ghazi said...

Wuoh, koe kalah. Kedisitan hamil. #lho

Rifki Asmat Hasan said...

ikutan seneng...

samsiah iah said...

alhamdulillah :)

agie botianovi said...

subhanallah...
*terusik dengan kata enam bulan...(mupeng)

iqbal latif said...

sakangkatan karo sakangkatan nang bontang sekitar 6 orang...

di balikpapan ada 4 kayake...

iqbal latif said...

iyo, pan... soale aku ra iso hamil :p

iqbal latif said...

iya...Silakan senang! (lo?)

iqbal latif said...

:)

iqbal latif said...

he he...jadi, sdh berapa bulan? :p

agie botianovi said...

belum dek...do'anya saja ya...^^
mungkin faktor kecapekan juga,,,tiap hari ngelab ma garap laporan...hehe

galuh wirama said...

Jdi mengingatkan kenangan2 lama tentang teman2 k-44. tapi nulis aku kok masalah krupuk tumpah di teras...hahahaha