Tuesday, May 20, 2008

Merenung (Lagi)

Apa yang telah terjadi sampai saat ini? Pertanyaan itu kembali mengusik pikiran saya hari ini. Apa yang telah saya lakukan? Sampai seumuran ini. Ah, waktu. Hari-hari belakangan ini saya banyak sekali teringatkan atas pertanyaan-pertanyaan itu. Entah mengapa, seminggu, atau dua mingguan ke belakang, bahkan sampai hari ini banyak sekali peristiwa-peristiwa yang mengingatkan saya kembali bahwa saya sudah tidak muda lagi. Telah banyak waktu kehidupan yang sudah saya jalani dan otomatis semakin menipis pula waktu untuk hidup ke depan. Dan apa yang telah saya goreskan dalam waktu yang telah terlampaui itu?

Mengingat ini maka sekali lagi saya harus menekukkan wajah. Usia yang tak lagi muda dan tak banyak keberartian yang tertunaikan membuat mata ini ingin sekali berkaca.

Jum’at kemarin, waktu menjadi salah satu pemain dalam partai final sepak bola chemical games saya menyadari bahwa fisik saya semakin drop dan parahnya tak banyak hal berati yang telah saya lakukan untuk mengatasi itu. Allah menginginkan muslim yang kuat. Tapi diri ini? Ah sudah berapa lama saya tak olah raga pagi hari. Lebih suka malas-malasan di kamar. Berdalih ke diri sendiri ingin menyelesaikan bacaan yang tertunda, tapi akhirnya tak tahan juga saat mata mulai berat. Uigh.

Dua mingguan belakangan ini, saya juga tersadarkan atas berapa lama waktu yang telah saya lewati di dunia saya yang sekarang. Ketika membaca nama-nama mahasiswa baru yang diterima lewat jalur PMDK, saya baru sadar kembali kalau sudah hampir empat tahun saya berada di dunia perkampusan. Dan apa yang telah saya lakukan dalam waktu selama itu? Maka pertanyaan itu mau tak mau memaksa memori saya memutar ulang perjuangan empat tahun kemarin. Apa dulu cita-cita saya? Idealisme saya, keinginan-keinginan? Mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Adakah itu masih lekat dalam jiwa saya sampai sekarang? Dulu, ketika saya baru pertama kali menginjakkan kaki di kampus ini, ada sebuah janji dalam diri saya kala itu : tak semua orang bisa merasakan apa yang akan saya rasakan, tak semua orang mungkin bisa  merasakan perjuangan saya mencapai ini, tetes-tetes do’a itu, keajaiban-keajaiban itu....ah tidak boleh  tidak, harus ada keberartian dari ini semua, harus ada manfaat yang saya berikan bagi orang-orang di sekeliling saya, penduduk desa saya..., harus ada yang tercerahkan. Kini, sudahkah tertunaikan itu semua? Apakah hanya berwujud kebanggan memakai jaket jurusan berlogo Institut Teknologi Sepuluh Nopember tiap kali pulang kampung? Ah sungguh tak tahu diri sekali diri ini. Sudahkah keinginan untuk membangun perpustakaan di desa itu mulai dirintis?

Lalu beberapa hari yang lalu, saya juga teringatkan atas waktu yang berjalan begitu deras meninggalkan diri ini yang terjungkal-jungkal di belakang. Forum Akbar KINI. Forum pertanggungjawaban pengurus KINI untuk masa kepengurusan setahun. Sudah setahun ternyata, sepertinya baru kemarin saja saya mempertanggungjawabkan apa yang telah saya (tentunya juga kami) sebagai ketua departemen. Dan kemarin, tepatnya sabtu kemarin, saya sudah harus mempertanggungjawabkan amanah saya yang baru itu, sebagai Panitia Mentoring Jurusan. Ah berat sekali apabila harus membicarakan ini, berat karena di tangan sayalah sedikit banyak apakah kegiatan mentoring jurusan bisa terselenggara dengan sukses. Ampuni hamba Ya ALLAH, jika amanah itu tak teroptimalkan.

Dan kini, saya terduduk di depan komputer menuliskan ini semua sembari menunggu jadwal poster paper skripsi saya, salah satu bagian dari usaha menuju dunia yang sebenarnya. Tak terasa saat itu semakin dekat. Dua bulan lagi, di pertengahan juli, saya (dan partner saya tentunya) sudah harus seminar skripsi, selanjutnya sidang pra desain pabrik. Selanjutnya....... Dunia baru itu benar-benar telah di depan mata.

Sungguh beruntung orang-orang yang merasa teringatkan setiap saat. Sungguh beruntung orang yang merasa teringatkan tiap kali menatap matahari tenggelam, atas waktu yang terlalui sehari. Sungguh beruntungnya kita, jika setiap saat , lewat  kejadian-kejadian yang lalu lalang di depan kita, selalu tersadarkan  atas hakekat diri kita. Atas kesia-siaan yang terbentang di belakang. Lalu kita menatap bangkit. Menatap lurus ke depan: ada banyak kemanfaatan yang harus digapai.

Bimbing kami selalu, Allah.

 

*kutulis setelah membaca sebuah postingan di mp yang membuatku tersentak : apa yang telah saya lakukan?*

 

Lab biomass

21 mei 2008

9 comments:

Abu Busthom said...

Yuk
Menjadi manfaat...

Jazakallahu khaiarn

AKP Yudi Randa said...

tulisannya diganti dong bang..
ganti fontnya gitu..maaf sakit mata..:(

iqbal latif said...

sama-sama
yuk mari

iqbal latif said...

yup! ini sudah.
tadi internetnya agak eror mw benerin

Gerai Buku buku said...

berhenti sejenak untuk melesat lebih jauh :)

fifi hasyim said...

bgus,,,serius. setiap tempat sbenarnya khan cuma persinggahan smentara. oya, ana dah bca cerpen yg d www.sriti.com.....bgus.....itu crita asLi tha? kLo asLi,,,brarti hr ini tgL 21 Mei...brarti gak Lupa Lagi...?

iqbal latif said...

g semuanya asli, saya g pernah tahu tgl lahir ibu saya.
ngarang aja.

fifi hasyim said...

oaLaaaaaaaaah.....tak pikir. masa' g taw tgL Lhr ibu sndr? ckckckck....padahaL ibu pasti taw tgL Lhr anaknya (ya iyaLaah.....).

iqbal latif said...

untuk lebih jelasnya bc postingan sy yg "surat buat ibu".
*promosi nih*