Wednesday, May 14, 2008

Renungan Petang (Tiga Tahun Berdirinya K-44)

Bismillah

Ini bukanlah sebuah hal yang luar biasa mungkin bagi siapa saja yang membacanya, tapi ijinkanlah saya menuliskan apa yang berkecamuk dalam dada.

(senandung lagu Queen, we are the champion we are the champion, membahana dalam perasaan saya. Sore itu)

*Setting : lapangan basket Tekkim, sore hari, saat terjadi pagelaran final voli putra Chemical Games antara angkatan 2004 melawan 2007*

Bahwa kemenangan, atau mungkin juga kekalahan , akan bisa mempersatukan, itu saya buktikan kemarin. Tak seperti biasanya, janggal sekali, sore itu, suara kita redam.  Siapapun tahu kalau kita, 2004, adalah angkatan teramai. Tak ada yang mampu menyamai gemuruhnya teriakan kita. Tawa kita. Tapi sore itu, yel-yel dukungan kepada tim kita yang bertanding menjadi tenggelam. Bukan karena tak banyak lagi dari kita yang mendukung teman-temannya sendiri berjuang di lapangan, tapi justru karena lawan kita adalah mahasiswa baru yang masih bertenaga, bersemangat. Kita kalah banyak sore itu. Dan parahnya, kita menjadi musuh bersama. Jika ketika point untuk angkatan 2004 hanya kita saja yang berteriak kencang, maka ketika point untuk angkatan 2007, bergemuruhlah sorak-sorai semua warga. Kecuali kita.

Tapi pengalaman, kematangan, dan kerja keras akan lebih sering menentukan akhir dari semuanya. Kawan! Sore itu, aku bangga sekali menjadi bagian dari kalian. Saat kita menjadi yang sedikit, saat permulaan begitu sulit, kita mampu keluar dari semuanya. Dan terbukti kawan, kitalah yang pada akhirnya berteriak paling akhir. Disaksikan petang, dan bertepatan dengan hari jadi angkatan kita yang ketiga, kita menggenapkan capaian itu. akhirnya juara Voli itu kita rengkuh untuk kali keempat berturut-turut. Ketika sebuah jumping serve Angga P yang tak mampu dikembalikan dengan sempurna menggenapakan perolehan angka kita menjadi 25.

Maka apalagi yang bisa disampaikan kata. Petang itu, kita teriak. Kitapun bernyanyi lagu ulang tahun. Kita bernyanyi lagu kita dulu. Ah bangga sekali kita menyanyikan lagu konyol CSD empat tahun lalu itu. Kitapun tak malu, itu kita lakukan diantara tatap mata adik-adik angkatan kita yang menyelidik heran. Perasaan kita membuncah kawan.

Entah sudah berapa lama kita tak semenyatu kemarin. Ya , sudah sangat lama sekali kawan. Bau anyir laboratorium telah melunturkan memori kita akan keluguan-keluguan masa CSD, perjuangan menuju kulap, masa-masa berat  SE. Saat pertemuan kita telah berganti dari ruang-ruang kelas menjadi diskusi-diskusi di milist, kita akhirnya sadar, bahwa tak hanya fisik-fisik kita saja yang mulai saling berjauhan. Ternyata, itu mulai merenggangkan tautan hati di antara kita. Kita mulai hanya berkutat dalam bilik-bilik sempit laboratorium masing-masing.

Tapi, pernyataan itu akhirnya kita mentahkan sore kemarin . Kita utuh kawan! Kita satu bagian lengkap yang saat satu tersakiti maka yang lain merasakan ngilu yang sama. Saat wasit kemarin ”mencurangi” kita, kita kompak teriak meminta wasit diganti. Mungkin ada yang emosi, marah-marah, teriak-teriak. Tapi ada juga yang legowo, menenangkan yang lain, mencoba bijak. Bukankah seperti itu hakekat sebuah kesatuan . Saling melengkapi.

Semoga itu bukan temporal kawan! Semoga saja tidak kemarin saja kita sewarna. Kuning, kuning semua memenuhi lapangan. Semoga perjuangan sejak mulai CSD, camp, beratnya praktikum semester dua, kulap, kenangan-kenangan sewaktu SE, dan tentu saja kemenangan empat kali berturut-turut itu akan selalu merekatkan kita satu sama lain, atas nama kenangan. Dan hati-hati kita kawan, akan harus terus berpadu, berjajar mengukir negeri.

 

*kupersembahkan untuk teman-temanku, saudara-saudaraku, seluruh elemen K-44: kita belum bubar kawan! Kita masih akan terus melangkah bersama*

 

 

No comments: