Saturday, May 3, 2008

Naik Turun

Kondisi manusia akan terus berdinamika, akan terus bergerak dalam kurva mulus yang berlekuk-lekuk, naik turun, berfluktuasi dengan kisaran yang amat mungkin lebar. Kadang di atas, begitu bersemangatnya. Kadang di bawah, inilah masa-masa berat. Tapi tak jarang pula datar-datar saja, tak jelas, semacam titik stasioner dalam suatu kurva polinomoal.

            Aktivitas yang sama, keadaan yang sama, malam yang sama, pertemuan-pertemuan yang sama, diri yang sama, tenaga yang sama, suhu ruangan yang sama, langkah-langkah yang seperti kemarin, tapi akan selalu menghasilkan gairah-gairah yang berbeda. Di kala waktu kita begitu powerfull, meluap-luap, di lain waktu mengalir begitu saja laksana aliran air yang tenang. Atau, akan sangat mungkin merutuki keadaan itu, mengapa kita mesti melakukan itu semua. Ya itulah hidup, bahkan untuk hal-hal yang sangat remeh itu kita bisa berbeda.

            Mengapa kita bisa sampai tersedu-sedu dalam suatu sujud malam-malam kita, namun tak jarang pula kita merutuki imam sholat yang teramat panjang bacaan suratnya. Mengapa kita kadang teramat ingin menangis menyesali segala kebrobokan diri, namun sejam kemudian kita sudah terbuai lagi oleh kebobrokan itu.

            Ya Allah, hamba ingin terus dalam puncak kurva itu. Merasa cukup dengan apa yang Kau beri, merasa damai dengan apa yang kami dapat, merasa tentram dengan segala pengaturanMu. Bukan, bukan karena hamba ingin stagnan dalam kondisi itu, tapi disanalah hamba ingin bertolak, dalam hati yang nyaman, bersyukur atas segalanya. Maka ijnkanlah ya Allah, langkah ini lebih panjang dari biasanya. Dalam barisan yang rapat, dalam hati yang tunduk, dalam pikiran yang bersih. Dan kemudian, hanya Engkaulah muara dari segalanya.

2 comments:

lina indriani said...

hhm...itulah hidup.... yg terpenting...ketika qta berada dbawah kita sadar dan bersegera u/ memperbaiki diri....

iqbal latif said...

yup.
semoga qt selalu istoqomah di jalur kebaikan