Friday, January 14, 2011

catatan pernikahan

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Parenting & Families
Author:helvy tiana rosa
Suamiku,
Telah kutulis puisi-puisi itu sejak usiamu 26 tahun
Ketika pertama kali kita bertukar senyum
Pada jarak pandang yang begitu dekat
Kau ingat
Saat kubisikkan mungkin aku tak perlu matahari, bulan atau bintang lagi
Cukup kau, cahaya yang Dia kirim untukku
Ah, apakah kau masih menyimpan puisi-puisi itu?
Dua belas tahun kemudian
Aku masih menikmati mengirimi puisi
Hingga hari ini
Aku pun menjelma hujan yang enggan berhenti
di berandamu bersama angin yang selalu kasmaran
kau tahu, aku masih saja menatapmu
dengan mataku yang dulu
lelaki sederhana berhati samudera
yang selalu membawaku berlabuh pada-Nya
pada berkali masa, kau pernah berkata:
“aku tahu, aku hanya ingin menikahi jiwamu selalu”

Mungkin, memang puisi itulah, yang ditulis di cover belakang buku ini, yang memaksa seseorang yang menyentuh buku ini untuk melongok isi di dalamnya. Termasuk saya. Mungkin. Selain karena mbak HTR, penulis buku ini, termasuk satu dari sedikit penulis yang pernah saya temui. Juga, selain faktor mbak HTR pernah menghadiahi saya sebuah buku seraya memanggil nama saya langsung (ha ha...dingat-ingat terus yang ini).

Cerita-cerita ringan. Pernak-pernik berumah tangga. Obrolan-obrolan menginspirasi. Seperti itulah gambaran buku ini. Sebagian besarnya (kalau tak seluruhnya) sudah pernah di publish di mp-nya mbak Helvy. Dan mungkin itu jualah yang membuat saya memilih buku ini dari sekian banyak buku yang belum terbaca. Tulisan-tulisan pendek yang habis dibaca sekejap waktu, memang cocok dibaca saat waktu membaca tak pernah panjang dan lebih sepotong-sepotong. Sambil nunggu isya, sambil nunggu pesanan makan, sambil nunggu jam berangkat kerja, sambil nunggu waktu yang pas untuk madi sore, sambil-sambil yang lain.

Sebagian besar memang berisi tulisan mbak HTR tentang pernik pernikahannya. Tentang maharnya, tentang keromantisannya dan ketidakromantisan suami, tentang ngidam, tentang masa menanti ank kedua yang panjang, tentang poligami, tentang godaan-godaan rumah tangga. Bila pada bukunya Tasaro, buku pernak-pernik pernikahan yang saya baca sebelumnya, lebih mengulas kehidupan pengantin baru, maka di buku ini lebih masuk ke dalam. Maka, semakin ke dalam, layaknya pohon yang tinggi semakin kencang angin yang menghembusnya, mungkin semakin besar lah tantangannya. Dan itulah yang beberapa kali dipaparkan di buku ini. Saya cukup sepakat dengan konsep sahabat keluarga yang diulas dalam salah satu (atau salah dua) topik bahasan dalam buku ini. Bahwa sahabat suami, sebisa mungkin harus menjadi sahabat istri juga. Begitu pun sebaliknya. Sehingga tak ada yang privat. Sehingga tak ada, semisal, seorang perempuan yang menjadi teman dekat suami tanpa sepengetahuan, atau sepengenal istri. Sebab itulah yang sering kali mejadi muasal perselingkuhan. Pada mulanya biasa, tapi kemudian setan menakbiasakan hubungan itu.
“selamat tidur, Juara”. Ha ha. Saya nyengir membaca kalimat sapaan ini. Itu adalah kalimat sapaan mas Tommy, suami mbak HTR, padanya suatu waktu. Suatu ide sederhana yang kemujarabannya justru tak sederhana saya kira. Tentang menggairahkan lagi hubungan, tetang memengantinbarukan kembali suasana. Tulisan tentang ini, ada di halaman 195.

Tapi, yang spesial, meski tak banyak, buku setebal 259 halaman ini tak melulu berisi tulisan mbak HTR. Di bagian akhir, menyertakan juga tulisan suami serta putera pertamanya. Uniknya, ada sebuah kejadian yang ditulis secara dua sudut pandang. Sudut pandang istri dan sudut pandang suami. Hal itu lah yang kemudian cukup menjelaskan karakter masing-masingnya, tentang bagaimana menyikapi sebuah kejadian.

Terakhir, jujur, bila dibandingkan buku kumpulan tulisan di blognya yang pertama, Risalah Cinta Untukmu, saya lebih menikmati yang pertama. Mungkin karena tema buku pertama yang lebih luas sehingga lebih banyak menyaring tulisan-tulisan yang ada sehingga yang terbaiklah yang terbukukan. Mungkin. Tapi, tetap saja, diluar pembandingan itu, buku ini layak dibaca.

Tomi : aku mli produksi konser musik islami ‘Lantunan Cinta’ hr ini. Ada kebutuhan utk baca puisi dg dur 30”-1’. Ada usulan puisi apa aja & pembaca pusiny? Aku butuh 3-4 kandidat pembaca puisi yg atraktif & 15-20 ouisi pendek. Tlg kirim ke tomi_satryatomo@akv.co.id. Semakin cepat, semakin baik. Txs.

Helvy : Rani, neno, ratih sang, inneke, lintang, pak edi? Ada mhswku fadli, jamal d rahman, nanti yg kepikiran nyusul. Kalau mau yg teatrikal iman soleh.

Tomi : Irwan renaldi? Boleh minta tolong siapin foto2 mereka? Kok Helvy Tiana Rosa gak ada? Aku dengar dia bagus, msh muda lagi :)

Helvy : Irwan boleh. Kalau hrs bersaing sama kecantikan seleb, nyerah ah. Kalau mau kulaitas juga mutupuisi, bolehlah.

Tomi : Bunda kan cantik. Luv u!

Helvy : Thx say. Sayang, hanya matamu yang paling elang di dunia ini.

Itu adalah percakapan sms mbak HTR dengan suaminya. Ada di halaman 191. Percakapan yang provokatif.




22 comments:

iqbal latif said...

wah, sudah lima buku. Keren skali bulan ini :)

Haya Najma said...

suka reviewnya :)

iqbal latif said...

sdh baca?

Haya Najma said...

belum :D

iqbal latif said...

beli sono! biasanya sk yg tematema bgini :p

Haya Najma said...

nah, itu.. nanti ada yg protes (lagi) karena bacaanku itu melulu... enggak ah T_T

iqbal latif said...

haha.. diselingi yg berat

carrot soup said...

spoileeerrr!!!

tapi jadi penasaran...hehe, thanx for the review

Rahman Elfath said...

haha...fathur senang juga tema2 yang sperti ini...kira2 buku selanjutnya apa lagi yah...
he

akuAi Semangka said...

haha.. siapa hay? :p

akuAi Semangka said...

puisinya keren bangeeet..
tapi belum berencana baca buku ini deh kayaknya..

iqbal latif said...

ha ha..buat bapakbapak cocok juga nih...

kayake tipe bpk yg g romantis :)

iqbal latif said...

ini nanya saya apa nanya diri sendiri yah?

iqbal latif said...

itu tuh...

iqbal latif said...

keren? ho ho..

isinya nggak seprovokatif punyanya tasaro kok.... kan yg tasaro dirimu sdh baca?

akuAi Semangka said...

iya, udah baca. Bukan soal provokatif atau nggak, tapi prioritasku sakinah bersamamu, hoho.. Kayaknya mirip2 juga.

iqbal latif said...

ho ho.. sedang tak ingin membaca bukunya mbak asma masih... Jadi lebih memilih mbak HTR. Padahal ada punyanya mb asma juga

Haya Najma said...

hahaha... adaa dehhh.. mbak yang mungil dan cerdas

BoLung Udung said...

*beli ahhh
dr dulu mo beli ini lupa mulu :D

iqbal latif said...

monggo... direview ya?

Ar Rifa'ah said...

jadi kangen gramedia, deh...~_~

iqbal latif said...

D makasar kan ada